jpnn.com, KUTAI KARTANEGARA - Wakil Ketua MPR Mahyudin menekankan pentingnya implementasi Sila V Pancasila yakni Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
"Prinsipnya negara berkewajiban untuk menciptakan kesejahteraan,” ujar Mahyudin saat bersilaturahmi dengan masyarakat Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Selasa (5/6/2018).
BACA JUGA: Zulkifli Hasan: RI Siap Jadi Fasilitator Perdamaian Dunia
Mahyudin mengakui setelah 73 tahun Indonesia merdeka, masih ada kejadian seperti gizi buruk, busung lapar, masyarakat yang tak menikmati listrik, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. "Terjadi disparitas antara Jawa dengan luar Jawa,” paparnya.
Menurut Mahyudin, problem seperti itu harus diselesaikan. Ia menegaskan negara harus mampu mengentaskan problem sosial yang ada.
BACA JUGA: Mahyudin: Tak Ada Wali Berdakwah Menggunakan Bom
“Kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan papan harus sama, tak boleh terjadi kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa,” ucapnya.
BACA JUGA: Inilah Seruan Ketua MPR di Forum Parlemen Dunia
Bila rakyat menjadi makmur dan sejahtera maka orang akan beribadah dengan tenang dan nyaman. Problem sosial seperti kemiskinan akan menjadi masalah.
“Kefakiran akan menyebabkan kekufuran,” ungkapnya.
Kemiskinan yang terjadi, menurut Mahyudin, bisa membuat orang melakukan tindakan kriminal. "Itulah tugas negara untuk menyelesaikan masalah kemiskinan dan kesenjangan", paparnya.
Dalam kesempatan tersebut, Mahyudin menyampaikan pesan bahwa Pancasila adalah pondasi negara Indonesia. Dikatakan tanpa Pancasila, negara ini akan bubar. "Nilai-nilai Pancasila harus jadi perilaku keseharian,” tegasnya.
Sosialisasi Empat Pilar gencar dilakukan agar masyarakat tahu ideologi negara. Dengan Ideologi negara itulah bangsa Indonesia bisa menjawab tantangan. "Dengan Pancasila kita bisa mempertahankan NKRI,” tegasnya.
Tantangan yang muncul disebut Mahyudin seperti adanya adu domba dari pihak-pihak tertentu. "Kita jangan mau diadudomba,” ujarnya. Umat Islam, kata Mahyudin, harus memperkuat ukhuwah.
Mahyudin menyebut adu domba bisa muncul dari media sosial. Untuk itu dirinya mengharap agar masyarakat bijak menggunakan media sosial, diharap jangan menyebar hoax dan fitnah.
"Apalagi di tengah keberagaman masyarakat,” harapnya.
Setelah beberapa hari melakukan sosialisasi, Mahyudin merasa masyarakat antusias mengikuti acara.
"Allhamdulillah semua berjalan lancar bahkan pesertanya melebihi target,” ujarnya.
Membeludaknya peserta bagi pria asal Kalimantan Timur itu memberi kabar gembira dan semangat bahwa masyarakat antusias ketika mendengar penyampaian dan penguatan ideologi Pancasila. "Ini menunjukkan masyarakat butuh penguatan Pancasila,” ungkapnya.
Dikatakannya, sosialisasi diberikan kepada semua lapisan masyarakat. Disebut kemarin diselenggarakan untuk mahasiswa, hari ini untuk ibu-ibu pengajian. Selain di kota, tempat sosialisasi juga dilakukan seperti di Tenggarong Seberang.
Kecamatan ini diakui oleh Mahyudin jauh dari Jakarta. Dirinya tidak yakin daerah seperti ini akan dijangkau oleh angggota MPR lainnya. "Kita pilih daerah seperti ini agar sosialisasi lebih merata,” ungkapnya.
Dengan meratanya sosialisai dirinya yakin masyarakat akan lebih baik. Mahyudin mengatakan bangsa ini mengalami krisis ketauladanan, lemahnya ketauladanan dari pejabat dan tokoh bangsa.
"Tokoh bangsa dan pejabat harusya menjadi tauladan,” ujarnya.
Sebab saat ini tontonan akan menjadi tuntunan bagi masyarakat awam. Dirinya menyesalkan saat ini banyak pejabat yang ditangkap oleh KPK.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Habib Aboe Yakin Banget Pancasila Sejalan dengan Islam
Redaktur & Reporter : Friederich