Mahyudin: Masyarakat Konsumtif Karena Terpengaruh Iklan

Sabtu, 16 September 2017 – 17:54 WIB
Wakil Ketua MPR Mahyudin (kanan) bersama Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi usai menyosialisasikan empat pilar di Pendopo Pemkab Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (16/9). Foto: Ken Girsang/jpnn.com

jpnn.com, PURWAKARTA - Wakil Ketua MPR Mahyudin menilai, tantangan kebangsaan terbesar saat ini menghadapi kuatnya arus globalisasi.

Karena dari kenyataan yang ada, ‎masyarakat terlihat sangat tengaruh dengan berbagai iklan produk luar negeri. Akibatnya, Indonesia menjadi negara konsumtif.

BACA JUGA: Simak Pesan Bambang Sadono Buat Netizen

"Jumlah penduduk Indonesia sekarang lebih dari 260 juta. Ini merupakan pasar potensial bagi negara-negara lain. Apalagi juga memiliki sumberdaya alam yang begitu melimpah. Karena itu mereka masukkan iklan, membuat hidup masyarakat menjadi konsumtif," ujar Mahyudin saat menggelar sosialisasi empat pilar MPR bekerja sama dengan Soksi di Pendopo Pemkab Purwakarta, ‎Jawa Barat, Sabtu (16/9).

Mahyudin kemudian mencontohkan dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai barang rumah tangga kini didominasi produk-produk mancanegara.

BACA JUGA: Mendekati Hati Rakyat, Cara Mujarab Atasi Paham dari Luar

Mulai dari kompor, peralatan dapur lain, kendaraan. Bahkan hingga produk-produk lain seperti shampoo, sabun, dan lain-lain.

‎"Jadi hampir semua yang kita miliki di rumah itu produk luar. Saya ke sini naik mobil dan di jalanan saya lihat enggak ada buatan Indonesia. Akibatnya, kita jual tanah air, minyak, batubara untuk beli bahan konsumtif. Saya tak tahu seperti apa penduduk Indonesia 50 tahun ke depan," ucapnya.

BACA JUGA: Disanjung Lemhanas, PPID MPR Bakal Terus Tingkatkan Kualitas

Menghadapi kondisi yang ada, Mahyudin menyambut baik seruan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

Dedi menurutnya, pernah menyarankan masyarakat di desa lebih baik menggunakan waktu memelihara kambing, daripada sibuk dengan dunia maya. Apalagi jika tak mampu ‎menghasilkan apa pun dari kesibukan di dunia maya tersebut.

"Kang Dedi ini mencoba berpikir lain. Saya kira pendapatnya sangat tepat. Karena main internet harus bayar pulsa. Ini akibat konsumtif. Kecuali memang mau membuat program atau menjalankan bisnis," katanya.

Mahyudin menilai, masuknya warung-warung internet dan warung game online ‎ke desa-desa, lebih karena pengaruh iklan.

Karena itu ia mengajak masyarakat tidak lagi mudah terpengaruh sesuatu yang bersifat asing. Karena belum tentu mendatangkan kebaikan.(gir/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Save Rohingya, MPR Desak PSSI Cabut Sanksi Persib


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler