Mainkan BBM, Ingkari Rakyat

Rabu, 10 Desember 2008 – 20:11 WIB
JAKARTA - Kebijakan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terlalu lamban merespon harga pasar dunia dinilai Sutiyoso sebagai prilaku yang tidak berpihak kepada rakyat"Jika dahulu berani menaikan harga BBM secara mendadak sebagai respon atas harga BBM dunia, maka disaat harga BBM dunia itu turun, mestinya pemerintah harus berani pula menurunkan harga BBM secara siqnifikan," kata calon Presiden dari Partai Indonesia Sejahtera, Sutiyoso, di sela-sela acara donor darah dalam rangka HUT Jak Mania, bertempat di Bang Yos Center Jakarta, Rabu (10/12).

Nampaknya, lanjut Sutiyoso, cara atau langkah pemerintah menurunkan harga BBM secara bertahap terkesan seperti ogah menurunkannya.
”Saya tidak mengerti maunya pemerintah yang hanya menurunkan BBM secara diencret-encret seperti itu, padahal seharusnya harga BBM bisa diturunkan secara drastis disaat kondisi harga BBM dunia di pasar internasional sedang mengalami kemerosotan yang sangat tajam seperti ini,” ujar Sutiyoso.


Langkah setengah hati seperti yang dilakukan saat ini dengan berbagai alasan itu menurutnya tentu akan semakin menimbulkan kecurigaan dimata masyarakat bahwa pemerintah sebenarnya memang tidak ingin menurunkan harga BBM dan ingin menghapuskan subsidi secara total

BACA JUGA: Manfaatkan Momentum anti Korupsi

"Jika masih tetap lamban, masyarakat menjadi apatis terhadap pemerintah,” tegasnya.

Sutiyoso menjelaskan, ketika harga BBM di dunia melonjak tinggi diatas US$100 per barel, pemerintah langsung menaikkan harga BBM dari Rp4500 menjadi Rp6000 dengan alasan bahwa pemerintah tidak sanggup menahan beban subsidi diatas harga minyak asumsi US$80 perbarel
Namun ketika harga minya dunia saat ini hanya sekitar US40 per barel pemerintah hanya menurunkannya Rp500 dari Rp6000 menjadi Rp5500, padahal asumsi harga minya di APBNnya diatas US100.

Pemerintah menurutnya sudah harus menurunkan harga BBM dan tidak usah mencari lagi alasan dan mengulur waktu untuk menurunkan harga BBM

BACA JUGA: Reformasi Gagal Berantas Korupsi

Hal ini karena ternyata penurunan harga BBM yang hanya Rp500 yang baru dilakukan pemerintah diawal Desember 2008 ini tidak berdampak pada bergeraknya sektor riil.

”Kalau hanya diturunkan sebesar Rp500, kita tentunya tidak bisa berharap bahwa para pelaku dunia usaha mau menurunkan harga produk mereka
Tapi jika pemerintah menurunkan secara drastis karena tidak akan merugikan pemerintah sama sekali, maka dunia usaha pun akan meresponnya hingga sektor riil akan bergerak ditengah tekanan ekonomi global yang sedang menghadapi krisis saat ini,” tandasnya

BACA JUGA: Kena Krisis, Indonesia Nyandu Impor

(Fas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Semen Gresik PMDN Terbaik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler