Nampaknya, lanjut Sutiyoso, cara atau langkah pemerintah menurunkan harga BBM secara bertahap terkesan seperti ogah menurunkannya.
”Saya tidak mengerti maunya pemerintah yang hanya menurunkan BBM secara diencret-encret seperti itu, padahal seharusnya harga BBM bisa diturunkan secara drastis disaat kondisi harga BBM dunia di pasar internasional sedang mengalami kemerosotan yang sangat tajam seperti ini,” ujar Sutiyoso.
Langkah setengah hati seperti yang dilakukan saat ini dengan berbagai alasan itu menurutnya tentu akan semakin menimbulkan kecurigaan dimata masyarakat bahwa pemerintah sebenarnya memang tidak ingin menurunkan harga BBM dan ingin menghapuskan subsidi secara total
BACA JUGA: Manfaatkan Momentum anti Korupsi
"Jika masih tetap lamban, masyarakat menjadi apatis terhadap pemerintah,” tegasnya.Sutiyoso menjelaskan, ketika harga BBM di dunia melonjak tinggi diatas US$100 per barel, pemerintah langsung menaikkan harga BBM dari Rp4500 menjadi Rp6000 dengan alasan bahwa pemerintah tidak sanggup menahan beban subsidi diatas harga minyak asumsi US$80 perbarel
Pemerintah menurutnya sudah harus menurunkan harga BBM dan tidak usah mencari lagi alasan dan mengulur waktu untuk menurunkan harga BBM
BACA JUGA: Reformasi Gagal Berantas Korupsi
Hal ini karena ternyata penurunan harga BBM yang hanya Rp500 yang baru dilakukan pemerintah diawal Desember 2008 ini tidak berdampak pada bergeraknya sektor riil.”Kalau hanya diturunkan sebesar Rp500, kita tentunya tidak bisa berharap bahwa para pelaku dunia usaha mau menurunkan harga produk mereka
BACA JUGA: Kena Krisis, Indonesia Nyandu Impor
(Fas)BACA ARTIKEL LAINNYA... Semen Gresik PMDN Terbaik
Redaktur : Tim Redaksi