BACA JUGA: Marhaban World Cup di Pintu Masjid
Dari namanya saja, sudah bisa dibayangkan, bahwa itu adalah restoran muslim.Dan Fordsburg memang salah satu kawasan di Johannesburg yang paling banyak terdapat komunitas muslimnya
BACA JUGA: Libur Dua Hari ke Sun City
Di sana ada restoran muslim yang masakan ayam panggangnya sangat lezat, tak kalah dengan masakan ayam panggang paling enak sekali pun yang ada di IndonesaKarena penasaran, ketika pulang dari menonton latihan para pemain Belanda di Wits University Rugby Stadium, saya pun mampir ke Fordsburg
BACA JUGA: Nelspruit Kembali Normal
Kebetulan, jalannya memang searah menuju ke JoburgSaat itu perut sedang lapar-laparnya.Ketika sudah berada di Fordsburg, saya langsung mencari restoran BismillahDan ternyata ada duaKarena bingung, saya menelpon mahasiswa Indonesia yang kenal di KBRI tadiDia mengatakan, dua restoran yang sama-sama menggunakan nama bismillah itu sebenarnya sama-sama enaknyaTapi, yang cocok dengan lidah orang Indonesia adalah yang berada di sebelah kiri jalanMaka, saya lebih memilih yang cocok dengan lidah orang Indonesia.
Begitu masuk, saya disambut sangat ramah oleh seorang pria yang berpenampilan rapiRambutnya disisir klimis, bercelana kain, berkemeja, dan berompiSetelah mengucapkan salam, dia menebak bahwa saya dari MalaysiaBegitu saya katakan dari Indonesia, dia langsung minta maafDia lantas mengucapkan kata "terima kasih"Dan hanya itu kata dalam bahasa Indonesia yang dia bisaItu pun, kata dia, diajari orang-orang Indonesia yang sering datang ke restoran tersebut.
Ketika membuka buku menu, saya langsung memesan ayam panggangDan minumnya, saya ditawari minuman khas di restoran itu, yakni: masalah teaKalau diterjemahkan secara bebas, artinya: teh masalahIni bukan berarti setelah minum teh itu, langsung ada masalah, tapi memang namanya demikianTeh tersebut rasanya sangat khasAda unsur wanginya, kemudian juga ada unsur susunyaDi Makkah ketika berhaji, saya pernah minum teh seperti itu (teh dicampur dengan susu)Tapi, rasanya benar-benar berbeda dengan teh masalah yang ada di restoran tersebutDi restoran itu lebih sedap dan tak membuat perut eneg.
Tak berapa lama, ayam panggang yang saya pesan pun keluarDari baunya saja, sebenarnya sudah bisa diduga, rasanya bakal lezatApalagi, siang itu perut dalam keadaan laparDan ternyata, setelah dagingnya saya gigit secuwil demi secuwil, rasanya benar-benar lezatDan memang tak kalah lezatnya dengan ayam panggang paling enak yang pernah saya makan di SurabayaYang membuat enak, tentu saja bumbunya.
Hari itu, saya benar-benar merasakan lezatnya makanan, selezat ketika makan di IndonesiaDi Afrika Selatan, beberapa kali saya makan ayam panggang di Nando"s (salah satu restoran waralaba internasional)Tapi, rasanya tak selezat di restoran Bismillah.
Usai makan, saya menikmati sedapnya teh masalahKetika sedang menyeruput teh masalah, seorang pelayan tiba-tiba mendekati sayaDia mengatakan, di restoran itu juga dilengkapi dengan musolaKarena saat itu masih waktu salat dhuhur, usai makan, saya menuju ke musola tersebutMusola terletak di lantai duaDan musola itu lumayan luas, bisa dibuat berjamaah kira-kira hingga 30-an orang.
Hari itu, saya benar-benar merasa sedang tidak berada di Afrika SelatanRasanya, sedang berada di kampung sendiriMenikmati makan lezat, dan dengan mudahnya menemukan tempat untuk solat(*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bersaudara, Beda Favorit
Redaktur : Tim Redaksi