LAMONGAN – Nyawa suporter melayang kembali terjadi di dunia sepak bola Indonesia. Sebelum pertandingan Persibo Bojonegoro melawan Persebaya Surabaya digelar di Stadion Letjen H. Soedirman Bojonegoro kemarin (10/3), tercatat empat pendukung tim tamu dinyatakan tewas.
Tiga dari empat korban tewas itu ditemukan di Lamongan Jumat (9/3) malam lalu. Dua di antara empat korban itu hingga berita ini belum diketahui identitasnya. Sementara satu korban lainnya di Lamongan terindetifikasi bernama Sudarmaji, 30, asal RT 3/RW 2 Rungkut Kidul Surabaya. Dia yang bertato di lengan tangan bertuliskan "penguasa sang samudera" itu terluka pecah pada bagian kepala. Dia tewas bersama seorang temannya yang tidak diketahui identitasnya.
‘’Kedua korban meninggal ini akibat terbentur papan petunjuk atau risplang ketika kereta api memasuki Stasiun Babat. Korban saat itu naik di atas gerbong,’’ jelas Wakapolres Lamongan Kompol Tony Sugianto.
Satu korban tewas lainnya di wilayah hukum Polres Lamongan, lanjut dia, belum diketahui identitasnya. Dia ditemukan tewas di tepi lintasan rel kereta api di Dusun Tesan, Desa Tritunggal, Kecamatan Babat. Kondisi korban kali ini lebih mengerikan. Kepalanya putus dan terpisah dari tubuhnya sekitar 150 meter. Korban ditemukan sekitar pukul 06.00 setelah polisi melakukan penyisiran.
‘’Penyisiran kita lakukan karena pengakuan korban selamat menyebutkan kalau ada seorang temannya terjatuh. Adapun penyebab korban jatuh, setelah kita selidiki diduga kuat karena kecanthol kabel telepon melintang di tempat kejadian,’’ tutur Tony.
Selain mereka, ada dua korban luka berat yang dirawat di RS Muhammadiyah Lamongan. Keduanya, Saiful Fadli, 15, alamat Dapu’an Baru, Krembangan, Pabean Cantikan, Surabaya. Kondisi dia kritis. Saiful menderita luka berat pada bagian kepala dan mendapat perawatan serius.
Satunya lagi, Ahmad Al Imron, 17, domisili Pegirikan Gg VII/5, Semampir Indrosono, Surabaya. Dia mengalami luka pada bagian leher. Ada bekas luka seperti jeratan kabel telepon yang melilit leher.
Sementara itu, Moh. Hidayat, 14, warga Kapas Lor II/15, Tambaksari, Surabaya, mengalami luka ringan. Dia lecet-lecet dan benjol bagian kepalanya. Hidayat kemudian diperbolehkan pulang.
‘’Saya dan teman-teman jatuh sendiri akibat terjerat kabel telepon melintang. Bukan karena lemparan atau dijatuhkan. Tidak ada lemparan dari bawah. Kalau dari kita malah ada satu dua yang memang melempar,‘’ kata Ahmad Al Imron saat dimintai keterangan polisi di RS Muhammadiyah Lamongan kemarin.
Berdasarkan keterangan Wakoplres, Jumat lalu ada dua kelompok dari pendukung Persebaya yang berangkat ke Bojonegoro dari Surabaya. Korban Al Imron, M. Hidayat dan Saiful Fadeli serta Mr X yang ditemukan di Dusun Tesan, Desa Tritunggal merupakan penumpang kereta barang 1001. Kereta api ini merupakan kereta pertama yang ditumpangi sekitar 250 anggota Bonek.
Sesuai hasil penyelidikan Polres Lamongan dan laporan Kepala Stasiun PT KAI Lamongan, Moh. Nortain dari anak buahnya yang ditugaskan di sepanjang lintasan rel KA menyebutkan, anggota Bonek yang menumpang kereta pertama sekitar pukul 21.50 itu, sudah melempari rumah warga. Sejumlah rumah, musala dan kaca stasiun hancur akibat dilempar batu.
‘’Sementara warga Lamongan waktu itu tidak melakukan pelemparan. Tapi, setelah tahu Bonek di kereta pertama melakukan pelemparan, akhirnya dibalas,’’ kata Tony Sugianto di ruang kerja Kepala Stasiun PT KAI Lamongan Moh. Nortain kemarin siang.
Menurut keterangan petugas, pelemparan antara suporter yang beratribut Bonek dan warga Lamongan, diduga mulai terjadi di wilayah Kecamatan Sukodadi hingga Babat. Hingga akhirnya, ada suporter yang terbentur papan petunjuk atau risplang ketika KA memasuki Stasiun Babat.
Akibat adanya aksi pelemparan itu, lanjut Tony, sejumlah Bonek terpaksa dipulangkan kembali. Mereka dihadang di Duduk Sampean, Gresik untuk tidak melintasi Lamongan. Meski demikian, ada sekelompok pendukung beratribut Bonek yang tetap nekat menuju Bojonegoro. Mereka naik truk dan motor menuju Lamongan melalui wilayah selatan.
Insiden kekerasan sempat muncul lagi. Abrianto, 28, asal Surabaya yang diduga anggota Bonek, menjadi korban pengeroyokan di Desa Dati, Kecamatan Pucuk. Dia yang mengendarai L 53906 QS dipepet sejumlah pemuda. Setelah berhenti, dia dipukul beramai-ramai. ‘’Informasi awal ada korban yang dibuang, ternyata tidak benar. Hanya motornya saja. Saat itu korban diselamatkan ke polsek,’’ ujar Tony.
Di Bojonegoro, seorang beratribut Bonek tewas setelah mengalami kritis di RSUD dr R Sosodoro Djatikosoemo dinihari kemarin (10/3). M Huda, 15, tewas setelah menjalani perawatan medis akibat luka di tulang kepala. Korban asal Desa Pesapen, Kecamatan Krembangan, Surabaya ini naik kereta api (KA) barang dari Surabaya menuju Bojonegoro.
Selain dia, lima Bonek menjalani rawat inap di RSUD setempat. Mereka adalah Koko Hadi Segoro, 18, warga Jalan Indrapura, Krembangan; Agung Susilo, 17, asal Tembok Sekaran; Fian, 16, asal Simogunung, Banyurip; Alfin, 16, warga Waru, Sidoarjo, dan Yoga, 13, warga Semampir, Surabaya.
RS pelat merah juga sempar merawat 17 Bonek lainnya. Mereka kemudian diperbolehkan pulang setelah menjalani perawatan medis.Mereka mengaku terluka karena terkena lemparan yang diduga dilakukan suporter LA Mania (pendukung Persela) saat berada di atas gerbong. Namun, lokasi pelemparan tidak tahu persis. Mereka memperkirakan pelemparan itu terjadi antara Stadion Surajaya Lamongan dan Kecamatan Babat.
Selain batu, pelemparan ke atas KA barang jurusan Surabaya-Semarang juga menggunakan bom molotov dan kembang api. ‘’Ada bom molotov, karena yang dilempar botol dari arah selatan dan utara rel,’’ kata Gege Burhan, salah satu Bonek ditemui di UGD RSUD setempat.
Burhan menceritakan, bom molotov dilempar bersamaan dengan batu. Ada juga besi panjang bekas reklame rambu lalu lintas. ‘’Kami berada di atas gerbong KA barang,’’ ujarnya. ‘’Dan yang melempar suporter LA Mania,’’ katanya kepada Radar Bojonegoro.
Hal senada diungkapkan Dodik. Bonek asal Simogunung, Banyurip Surabaya ini menceritakan bahwa temannya Fian terpaksa mendapat perawatan itensif di ruang ICU RSUD setempat karena terluka berat di bagian kepala. ‘’Kami ini berlima naik KA barang di gerbong urutan tiga,’’ katanya bersama tiga temannya lainnya yang menunggu Fian di ruang ICU.
Dia menuturkan, ratusan bonek naik KA barang dari Stasiun Pasar Turi sekitar pukul 22.00. Sebelum sampai di Stasiun Bojonegoro, terjadi pelemparan di wilayah Lamongan.
Dodik awalnya tidak merasa takut saat naik KA menuju Kota Ledre tersebut. Apalagi, sebelumnya ada kesepakatan perdamaian antara LA Mania dan Bonek. ‘’Kami pun tidak bawa apa-apa,’’ akunya dengan mengenakan atribut bonek.
Seperti diberitakan, delapan carateker LA Mania dan perwakilan Bonek beberapa hari lalu melakukan kesepakatan perdamaian di Mapolres Lamongan. Mereka adalah Nugroho, Teguh Santoso alias Karembu, Amin Thohari, Faisol, Eko, Renggo, Theo, dan Anwar alias Sanawar. Sementara dari kelompok Bonek diwakili Jenerly, Imron, Hasyim, Aliudin, dan Masrullah.
Akibat pelemparan Jumat malam itu, sejumlah Bonek terluka setelah terkena batu dan molotov. Mereka yang terluka memilih tetap bertahan di KA barang dan baru turun di Stasiun Bojonegoro. Petugas kepolisian menjemput mereka di stasiun dan selanjutnya diantar menuju RSUD.
Salah satu anggota tim medis RSUD setempat menyatakan bahwa Huda tewas akibat terkena lemparan benda keras. Korban terluka di bagian kepala, mulai dahi hingga tulang di bagian ubun-ubun. ‘’Badan maupun tangan tidak ada yang luka,’’ katanya saat ditemui di UGD.
Korban kemarin siang dibawa pulang ke rumah duka. Dia memastikan korban meninggal setelah mendapatkan perawatan medis satu jam di RSUD setempat. Wakapolres Bojonegoro Kompol Wahyu Wim Hardjanto menyatakan, penanganan kepolisian sejauh ini mementingkan perawatan korban. Polres Bojonegoro masih memeriksa terhadap sejumlah saksi atas kejadian yang mengakibatkan Bonek tewas dan terluka tersebut.
Kepolisian belum mengetahui lokasi kejadian perkara. ‘’Penyidikan tetap, nanti kita akan koordinasikan dengan polres jajaran (Polres Lamongan, Red),’’ katanya saat ditemui di sela pengamanan di Stadion Letjen H. Soedirman. (idi/rij/yan)
DATA DAN FAKTA
PERSIBO : 1
Pencetak Gol : M Iskandar (13’)
Kartu Kuning: Mekan Nasirov (70’)
Pemain : Fauzi Toldo (g), Fauzi Toldo, Sigit Meiko, Leke Anderson, A’ang Suparman, Aulia Tri Hartanto/Edy Sibung (46’), Mekan Nasirov, Gustavo H. Ortis, Jajang Paliama, Samsul Arif, Jairon F/Wahyu Teguh (60’), M Iskandar/Syahroni (80’)
PERSEBAYA : 0
Pencetak Gol : -
Kartu kuning: Aulia Ardly (90’)
Pemain: Endra Prasetya (g), Yusuf Hamzah, Otavio Dutra, Revilino Ardiles/Edy Gunawan (75’), Khomad Suharto/Ryan Wahyu (46’), Erol Iba, Mat Halil, Jusmadi, Aulia Ardly, Rendi Irawan, Feri Ariawan.
Stadion: Letjen H. Soedirman Bojonegoro
Wasit : Sulistyoko (Jakarta)
Cuaca: Cerah
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bermain Seri, Salahkan Cuaca
Redaktur : Tim Redaksi