Makan Malam Bersama Utusan Putin, Sultan Minta Suplai Pupuk dan Gandum Dipermudah

Kamis, 10 Agustus 2023 – 19:05 WIB
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin menerima kunjungan Wakil Ketua Komite Utusan Luar Negeri Dewan Federasi Rusia Andrey Denisov pada Rabu (9/8) malam. Foto: Humas DPD RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin menerima kunjungan Wakil Ketua Komite Utusan Luar Negeri Dewan Federasi Rusia Andrey Denisov pada Rabu (9/8) malam.

Dalam pertemuan yang dilanjutkan dengan makan malam bersama tersebut, Sultan dan Denisov yang ditemani Dubes Rusia untuk RI terlihat serius mendiskusikan beberapa isu penting terkait kerja sama antara Rusia dan Indonesia.

BACA JUGA: Sultan Yakin Rosan Mampu Jadikan BUMN Makin Bersaing di Level Global

Salah satu isu yang menurut Sultan sangat krusial untuk dibicarakan secara intensif adalah terkait ketahanan pangan kedua negara di tengah hegemoni geopolitik dan ancaman perubahan iklim.

Rusia memiliki peran strategis sebagai salah satu negara pengekspor bahan baku pupuk dan pangan terbesar dunia saat ini.

BACA JUGA: Raja dan Sultan jadi Saksi, Sidang DPD Menyepakati Penguatan Sistem Bernegara

“Tidak diragukan lagi bahwa Rusia memiliki daya ketahanan pangan nasional yang kuat dan mandiri. Dan, Indonesia tentunya memiliki kepentingan yang strategis dengan penguasaan Rusia dalam isu krusial ini,” ujar Sultan.

Industri pupuk Indonesia, kata Sultan, sangat bergantung pada supplai Phospat Rusia. Kami mengapresiasi langkah Rusia yang masih mensuplai kebutuhan pupuk dan Gandum ke Indonesia secara lancar di tengah meningkatnya eskalasi perang saat ini.

BACA JUGA: PKB Meleleh Digoda Sultan, CSIIS: Cak Imin kandidat Terkuat Jadi Cawapres Ganjar

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor pupuk dari Rusia sebanyak 1,03 juta ton selama tahun 2022 dengan nilai mencapai US$811,15 juta.

“Kita ingin importasi produk pupuk dan pangan dari Rusia terus ditingkatkan selama periode yang menegangkan ini. Dan diharapkan Rusia bisa memberikan kemudahan dan insentif khusus pada setiap produk strategis seperti pupuk dan gandum ke Indonesia", ungkap mantan Wakil Gubernur Bengkulu itu.

Federasi Rusia diketahui baru saja menolak untuk memperpanjang kesepakatan Black Sea Grain Initiatives atau Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam, pada Senin 17 Juli 2023 lalu.

Melansir CNBC Indonesia, isi kesepakatan itu di antaranya soal pengangkutan 33 juta metrik ton produk pertanian oleh lebih dari 1.000 kapal yang telah berangkat dari pelabuhan Odessa, Chornomorsk, dan Yuzhny-Pivdennyi di Ukraina.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler