Makan Tak Bayar, Perwira Polisi Dilaporkan Pedagang

Jumat, 06 Januari 2012 – 13:02 WIB

MEDAN-Merasa kesal, sudah dua hari jualannya tutup karena utang para polsi yang makan dan minum sebesar Rp1,680 juta tak kunjung dibayar. Rusli (50) warga Jalan Pasar II, Patumbak mengadukan Kapolres Medan Kombes Tagam Sinaga, Kasat Sabhara Kompol Beni Saragih dan Kapolsek Patumbak Kompol S.W Siregar ke Propam Poldasu kemarin (5/1) siang.

Menurut keterangan Rusli pada Posmetro Medan (Group JPNN), kejadian tersebut berawal pada tanggal (3/1) lalu. Pihak Satpol PP Deliserdang dan polisi dari Polresta Medan dan Polsekta Patumbak melakukan razia galian c di Jalan Pertahanan, Pasar II, Patumbak, Kec. Patumbak.

Kebetulan bapak beranak lima membuka usaha warung makanan yang berada tepat dipinggir jalan Pertahanan tersebut. Puluhan polisi pun duduk diwarung beratapan seng tersebut. Dengan memesan makanan, minuman, cemilan bahkan rokok yang setelah dihitung sebesar Rp 1,680.000.

Namun saat diminta, para polisi malah tolak-tolakan saat membayarnya. "Bahkan ada seorang petugas bilang, yang bayar ADM PTPN II nanti, tapi sampai sekarang tidak ada dibayar," kata Rusli membuka pembicaraan pada Posmetro Medan.

Saat istrinya yang melayani pembeli pun tak bisa mengatakan kata tidak kepada polisi. "Yang layanai mereka istri saya Rohana, mereka maen pesan aja. Tanpa yang suruh, makan dan minum diwarung saya," sambung mantan buruh bangunan ini.

Sehingga selama dua hari, warung yang memiliki banyak pondok untuk istrirahat ini terpaksa tutup karena tak memiliki modal untuk mengisi warungnya tersebut. "Sudah dua hari tutup, nggak modal mau isi warung," kata pria berkumis lebat ini.

Merasa kesal, pria yang sudah bercucu lima akhirnya didampingi pengacara Abdi Nusa Tarigan nya memilih untuk mengadukan Kapolresta Medan Kombes Tagam Sinaga, Kasat Sabhara Polresta Medan Kompol Beni Saragih dan Kapolsek Patumbak Kompol SW. Siregar ke Propam Poldasu atas kejadian tersebut.

"Apa mentang-mentang polisi nggak bayar, atau sudah ada perintah dari kapolda polisi yang razia tidak bayar makan dan minumnya," celoteh Rusli pada Posmetro Medan dengan nada kesal.

Menurutnya, selama delapan tahun membuka usaha warung makanan dan minuman, Rusli mengaku baru kali pertama mengalami "penembakan" diwarungkan. "Sudah 8 tahun saya jualan disitu, baru kali ini kek gini. Sudah makan dan minum tak bayar," ucapnya.

Dikatakannya, saat merintis warungnya dahulu Rusli mengatakan saat itu hanya sebuah tenda yang dimilikinya. Karena banyaknya supir dan kernek truck galian c yang kerap makan dan minum diwarungnya. Rusli lalu mulai memperbesarnya hingga sampai memiliki sekitar 4 buah pondok untuk para supir makan dan tidur siang tersebut.

"Dari satu tenda biru pertama saya merintisnya, anak-anak saya pun masih lajang semua. Sampai saat ini, nggak taunya gitu sudah besar warungnya malah "ditembak" polisi," ucap pria bertubuh tambun ini menjelaskan pada Posmetro Medan.

Menanggapi itu, pengacara korban Abdi Nusa Tarigan SH mengatakan pada POsmetro Medan pihaknya telah mengadukan ketiga perwira tersebut ke Poldasu. Karena menurutnya, tindakan polisi tersebut tidak bermoral dan sangat merugikan masyarakat miskin.

"Kita mengadukan ini ke Propam agar tidak terulang lagi," ucapnya pada Posmetro Medan yang tertuang laporannya ke Propam Poldasu dalam nomor No. STPL/06/2012/Propam Poldasu kemarin (5/1) dan berharapa agar petugas segera memproses pengaduan kliennya tersebut.

Sementara menurut Rusli lagi, dengan menunjukkan bon utang para polisi tersebut mereka memesan berupa aqua, indomie, rokok, susu, kacang garuda, ikan, rendang dan minuman lainnya yang sudah ditandanginya yang tertulis di bon tersebut "bon tim razia warung pak Rusli".

Saat ditanya, sebelum polisi memesan makan dan minum diwarungnya. Para petugas ada mengatasnamakan seseorang, Rusli membantahnya. "Nggak ada, mereka main pesan aja. Kak teh satu, indomie. Main gitu aja, tanpa ada yang suruh. Kebetulan istri saya layani, saya duduk dipondok belakang warung, celotehnya.

Mengenai apakah Rusli sudah pernah mencoba meminta kepada ketiga perwira yang di Propamkannya itu, lelaki memakai baju kaos warna abu-abu ini mengatakan tidak ada memintanya karena ketiga perwira tersebut tidak ada duduk diwarung miliknya.

"Kalau ketiga komandannya ini nggak ada duduk diwarung saya, semua yang makan dan minum itu anggotnya semua. Jadi saya nggak ada minta saya mereka, maupun Kapolsek Patumbak," ceritanya dan berharap agar bon makanan dan minuman sebesar Rp 1,680.000 tersebut segera dibayar.

"Istri saya saja sampai trauma, sudah dua hari kami tutup karena nggak ada modal. Saya minta mereka bayar lah apa yang mereka makan dan minum di warung saya," kata Rusli mengakhiri perbincangan pada Posmetro Medan. (EZA)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Penembakan di Aceh Diduga Dendam Pribadi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler