MAKASSAR -- Pemerintah Kota Makassar, Sulawesi Selatan menyambut baik gagasan Yayasan Makassar Sikalia yang akan membuat dua unit perahu pinisi. Anggarannya berasal swadaya masyarakat.
Rencananya dari dua unit pinisi tersebut, satu di antaranya akan dimanfaatkan berlayar ke Tanah Suci. Tujuannya untuk mengembalikan kejayaan pinisi yang pada zaman dahulu digunakan mengarungi samudra mulai Asia hingga Eropa.
Satu Pinisi lainnya akan digunakan sebagai objek wisata di Pantai Losari. Perahu yang ditempatkan di situ hanya akan berkeliling di laut Makassar, terutama di sekitar Losari. Ini akan menjadi objek studi tur untuk mengenalkan kepada para pengunjung tentang kebesaran Pinisi masa lalu.
"Ide dasarnya karena kita malu, Makassar tidak punya identitas," ujar Ketua I Yayasan Makassar Sikalia, Sapril Akhmady, usai launching program "Pinisi untuk Makassar" di rumah pribadi Wali Kota Makassar, Danny Pomanto, di Jalan Amirullah, Kamis (29/5).
Sapril menyebut Pinisi sebagai identitas, karena menjadi gambar dalam logo Kota Makassar. Sayang, perahu jenis ini tak bisa lagi dijumpai kecuali harus ke Bulukumba terlebih dahulu. Pembuatan dua Pinisi ini akan melibatkan partisipasi publik dalam bentuk penggalangan dana.
Pinisi yang akan dibuat berbeda ukuran. Satu berukuran 20x5 meter dan satunya lagi 24x6 meter. Mereka menargetkan tiga tahun untuk perampungannya. Namun jika anggarannya banyak yang terkumpul, maka dua Pinisi tersebut bisa selesai dalam setahun.
Peneliti perahu Pinisi, Horst Liebner, mengungkapkan bahwa mestinya pinisi ada di Makassar, karena kekayaan nilai sejarah yang dibawanya. Pinisi merupakan lambang Kota Makassar sehingga ini harus dijelaskan kepada masyarakat dunia. Hanya saja, karena pembuatan dua pinisi ini menggunakan swadaya, maka perlu dukungan semua pihak.
"
Peran media juga sangat besar. Jika bisa memengaruhi bahwa ini sangat penting, maka itu akan memunculkan dukungan," ujar Horst.
Wali Kota Makassar, Danny Pomanto, mengatakan sejatinya pinisi sebagai buah peradaban masa lalu, digunakan untuk memajukan peradaban masa depan, khususnya di Makassar. Ia mengaku akan mencari dana corporate social responsibility (CSR) dari pihak swasta untuk membantu anggarannya.
Pada kesempatan tersebut, Danny menyumbang Rp10 juta sebagai donasi pertama. Ke depannya, penggalangan donasi akan dilakukan di tempat-tempat umum dan anggaran yang terkumpul akan dipublikasikan secara transparan melalui website pengelola. (jpnn)
BACA JUGA: Kapolres Nunukan Akui Sulit Berantas Lalu Lintas Barang Ilegal
BACA ARTIKEL LAINNYA... 1 Juni, Jadwal KA Berubah
Redaktur : Tim Redaksi