Para astronom menemukan sebuah lubang hitam rakasa, sekitar 17 miliar kali lebih besar dari matahari, di sebuah galaksi berukuran sederhana, yang kemudian memicu kecurigaan bahwa lubang hitam super besar mungkin lebih umum dari yang diperkirakan.

Sebelumnya, semua lubang hitam super besar yang diketahui ditemukan di galaksi yang sangat besar yang berkumpul dalam kelompok besar galaksi.

BACA JUGA: Pertama Kalinya dalam 20 Tahun, Harga Sewa Properti di Australia Turun

Lubang hitam adalah wilayah yang penuh dengan hal yang bahkan tak satupun foton cahaya bisa melarikan diri dari kungkungan gravitasi ruang angkasa.

Lubang hitam terbesar yang ditemukan, sejauh ini, berukuran sekitar 21 miliar kali lebih besar dari matahari. Sebagai perbandingan, lubang hitam di pusat galaksi Bima Sakti, yang bernama Sagitarius A, berukuran sekitar 4 juta kali massa matahari.

BACA JUGA: Sapi Jantan Asal Kawasan Australia Utara Menangkan Kompetisi Sapi di Indonesia

Lubang hitam yang baru ditemukan di galaksi yang agak terisolasi dan berukuran rata-rata ini dikenal sebagai ‘NGC 1600’. Hal itu dipelajari sebagai bagian dari survei berkelanjutan dari 100 galaksi yang paling besar dalam waktu sekitar 300 juta tahun cahaya dari Bumi.

"Mungkin semua galaksi ini menampung lubang hitam di pusat-pusat mereka. Pertanyaan yang ingin kami jawab adalah seberapa besar lubang hitam itu, dan apakah ada lagi yang lebih besar dan kuat seperti yang kami temukan di NGC 1600," tutur salah satu peneliti, Profesor Chung-Pei Ma, dari Universitas California Berkeley.

BACA JUGA: Industri Peternakan Australia Menggelar Pameran Perternakan di Jakarta

"Sekarang, kami tak tahu apakah NGC 1600 adalah puncak gunung es, atau temuan langka, mungkin sebagai akibat dari fase agresif yang tak biasa selama masa mudanya," jelasnya.

Lubang hitam adalah sebuah keanehan

Darimanapun ia muncul, lubang hitam NGC 1600 adalah sebuah keanehan, kira-kira 10 kali lebih besar dari apa yang diperkirakan mampu ditampung oleh galaksi seukurannya.

"Hubungan antara lubang hitam dan galaksi tuan rumah mereka lebih rumit dan tergantung pada sejarah suplai lubang hitam di samping lokasinya. Barang buatan dan hasil alam menjadi penting untuk ukuran akhir dari lubang hitam ini." kata Profesor Chung.

Biasanya, lubang hitam super besar mencapai sekitar 0,2% dari massa galaksi tuan rumahnya. Lubang hitam ‘NGC 1600’ berukuran 2,1% dari massa galaksi ini.

Satu ide yang muncul, bahwa NGV 1600 adalah sistem "fosil", kata salah satu penulis studi yakni astronom Dr Jens Thomas, dari Institut Max Planck untuk bidang Fisika Ekstraterestrial.

Berbeda dengan kelompok galaksi berukuran rata-rata lainnya, yang biasanya berisi sebuah keluarga dari beberapa galaksi besar, kelompok NGC 1600 mungkin telah terbentuk dengan cara yang sedikit berbeda, bergabung bersama-sama ke sebuah galaksi besar tunggal dengan sangat cepat, kata Dr Jens.

"Ini berarti bahwa lingkungan NGC 1600 adalah 'kosong' karena evolusi lebih cepat dan lingkungannya telah dikonsumsi," terangnya.

Penjelasan lain untuk lubang hitam NGC 1600 adalah bahwa itu sebenarnya adalah sepasang.

"Data kami saat ini tak bisa mengatakan apakah itu tunggal atau kembar," kata Profesor Chung-Pei.

Ia berharap, survei gelombang gravitasi frekuensi rendah yang direncanakan mungkin bisa memecahkan misteri.

Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Nature pada pekan ini.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Facebook Kenalkan Teknologi Foto Khusus Netizen dengan Gangguan Penglihatan

Berita Terkait