jpnn.com, MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin bakal menerapkan wajib militer bagi para penjahat negara itu dan mengirim mereka ke medan pertempuaran di Ukraina.
Kantor berita RIA hari ini melaporkan bahwa Putin telah menandatangani legislasi yang memungkinkan mobilisasi pelaku kejahatan serius ke dalam angkatan bersenjata.
BACA JUGA: Paksa Warga Jadi Tentara, Rusia Dapat Tambahan Pasukan Sebegini
Kebijakan wajib militer ini berlaku bagi mereka yang akan dan sedang menjalani masa hukuman.
Pembunuh, pemerkosa perampok dan pelaku berbagai tindak kriminal berat lainnya dipastikan masuk daftar yang bisa dimobilisasi.
BACA JUGA: Melihat Pilot Jelita Rusia Berjuluk Malaikat Kematian Vladimir Putin
Aturan tersebut mengecualikan penjahat yang dihukum karena pelecehan seks anak, pengkhianatan, mata-mata atau terorisme, kata RIA.
Narapidana kasus percobaan pembunuhan pejabat pemerintah, pembajakan pesawat, aktivitas ekstremis dan penanganan ilegal bahan nuklir dan zat radioaktif juga dikecualikan.
BACA JUGA: Vladimir Putin: Rusia Bukan Musuh Barat, Mari Bersahabat
Putin juga mengatakan pada hari Jumat bahwa Rusia telah memobilisasi 318.000 orang ke dalam angkatan bersenjatanya, Interfax melaporkan. Ini melebihi target awal 300.000 yang ditetapkan oleh Menteri Pertahanan Sergei Shoigu.
Putin pada 21 September mengumumkan "mobilisasi parsial" di tengah serangkaian kemunduran militer di Ukraina. Interfax melaporkan
Dari 300.000 yang dipanggil sebagai bagian dari mobilisasi parsial, 87.000 dikirim ke garis depan di Ukraina, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan pada hari Kamis, menurut Interfax.
Rusia juga telah mengumpulkan tahanan dan warga yang rentan untuk bertugas di perusahaan militer swasta Grup Wagner Rusia, yang saat ini bekerja bersama-sama dengan angkatan bersenjata reguler Rusia.
Kementerian Pertahanan Ukraina melaporkan pada 25 Oktober bahwa tahanan dengan HIV dan Hepatitis C telah direkrut oleh Grup Wagner.
Grup Wagner, menurut Direktorat Intelijen Utama Ukraina (GUR), sebagian besar terdiri dari mantan narapidana Rusia yang direkrut keluar dari penjara. (jpost/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif