jpnn.com, MOSKOW - Sejumlah konten media sosial memperlihatkan berbagai upaya ekstrem pria Rusia untuk menghindari wajib militer jadi viral belakangan ini.
Salah satu video menampilkan seorang pria muda berteriak kesakitan setelah meminta kakinya dipatahkan oleh temannya.
BACA JUGA: Hindari Wajib Militer, Warga Rusia Berbondong-bondong Kabur ke Luar Negeri, Lihat Antreannya, Waduh!
Seperti diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu memerintahkan mobilisasi tambahan 300.000 pria ke medan perang di Ukraina.
Pengumuman tersebut memicu eksodus massal dan berbagai aksi ekstrem kaum muda yang ogah terlibat dalam perang ilegal tersebut.
BACA JUGA: Kanada Sebut Rusia Lakukan Referendum Palsu di Wilayah Ukraina
Orang lain yang tidak dapat pergi telah memilih untuk melaporkan tindakan melukai diri sendiri agar tidak dipanggil, termasuk seorang pria putus asa yang membuat permintaan luar biasa kepada temannya untuk mematahkan kakinya.
Dalam klip yang beredar online, pemuda tak dikenal itu duduk di bawah tangga dan meletakkan kakinya di tangga sambil dengan cemas menunggu temannya untuk melakukan perbuatan.
BACA JUGA: Rusia Kerahkan Drone Kamikaze Iran, Ukraina Kewalahan dan Memohon Bantuan
Beberapa detik kemudian, temannya lompat dari atas tangga dan dengan sengaja mendarat di paha pria itu, menyebabkan tulangnya retak.
Pria muda itu kemudian mengeluarkan teriakan mengerikan, dan terlihat mundur saat dia mengatasi rasa sakit yang hebat.
Sebuah keterangan di video berbunyi: "Wajib militer di Federasi Rusia mematahkan kaki mereka untuk menghindari dimobilisasi"
Video tersebut hanyalah salah satu contoh kekecewaan yang dirasakan oleh anak muda Rusia yang telah diberi pemberitahuan atau takut mereka akan segera melakukannya.
Seorang pria yang takut akan draft mengatakan kepada Economist: "Kami telah jatuh ke neraka - begitulah saya melihatnya.", sementara yang lain mengatakan dia berharap penglihatannya yang buruk akan menyelamatkannya dari draft.
Di tempat lain, penerbangan dari Rusia telah terjual habis selama beberapa hari terakhir dan mobil menumpuk di pos pemeriksaan perbatasan, termasuk Georgia yang pro-Barat - yang memungkinkan orang Rusia masuk tanpa visa. (The Mirror/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif