jpnn.com, VATIKAN - Paus Fransiskus secara implisit menuding Rusia melakukan "penaklukan bersenjata, ekspansionisme, dan imperialisme" di Ukraina.
Dia juga menyebut konflik itu sebagai "perang agresi yang kejam dan tidak masuk akal".
BACA JUGA: Paus Fransiskus: Rusia Brutal, Kejam dan Bengis
Ketika berbicara kepada delegasi pemimpin Ortodoks dari Patriarkat Ekumenis yang berbasis di Istanbul, Turki, Kamis, Paus mengatakan konflik itu telah mengadu domba orang Kristen satu sama lain.
“Rekonsiliasi di antara orang-orang Kristen yang terpisah, sebagai sarana untuk berkontribusi pada perdamaian di antara orang-orang yang berkonflik, adalah pertimbangan yang paling tepat saat ini, karena dunia kita sedang terganggu oleh perang agresi yang kejam dan tidak masuk akal di mana banyak, banyak orang Kristen saling berperang, " kata Fransiskus.
BACA JUGA: Paus Fransiskus Murka Lihat Situasi di Ukraina, Pakai Istilah Perang Gila
Paus juga mengatakan, dengan jelas-jelas mengacu ke Rusia, bahwa semua pihak perlu "mengakui bahwa penaklukan bersenjata, ekspansionisme, dan imperialisme tidak ada hubungannya dengan kerajaan yang diproklamsikan Yesus".
Sudah dua hari berturut-turut Paus berbicara tentang konflik Ukraina. Pada Rabu (29/6), ia mengutuk pengeboman mal yang ramai di Kota Kremenchuk dan menyebutnya sebagai yang terbaru dalam serangkaian "serangan biadab" terhadap Ukraina.
BACA JUGA: Pernyataan Paus Keras Banget Soal Serangan Rusia ke Ukraina
Baik Rusia dan Ukraina sebagian besar penduduknya beragama Kristen Ortodoks tetapi ada minoritas Katolik ritus Bizantium yang berpengaruh di Ukraina, yang berutang kesetiaan kepada paus.
Cabang Kekristenan Timur dan Barat dipisahkan dalam Skisma Besar tahun 1054. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif