jpnn.com, PUTRAJAYA - Bencoolen Coffee baru saja meresmikan cabang terbarunya di Malaysia, Kamis (3/11), menandai makin moncernya kopi Bengkulu di mancanegara.
Bencoolen Coffee Malaysia cabang Putrajaya yang lisensinya dimiliki oleh Seven Seasons Preservation Sdn Bhd (7SP) itu diresmikan langsung Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah bersama Dubes RI untuk Malaysia Hermono.
Pembukaan cabang baru ini merupakan salah satu upaya perusahaan dan Pemprov Bengkulu untuk meningkatkan dan memperluas brand Bencoolen Coffee pada khususnya dan bisnis 7SP bersama Cybers Group pada umumnya.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bengkulu Karmawanto mengatakan Gubernur Rohidin sengaja bertolak ke Malaysia untuk meresmikan outlet baru sekaligus menghadiri forum investasi serta pertemuan dengan para mitra Bencoolen Coffee di Negeri Jiran.
BACA JUGA: Gandeng Si Cantik Dayana, Bencoolen Coffe Ekspansi ke Kazakhstan
“Pak Gubernur meresmikan outlet Bencoolen Coffee tanggal 3 November. Sebelumnya Provinsi Bengkulu juga sudah membuka 5 outlet Bencoolen Coffee di Negara Malaysia,” kata Karmawanto.
Kopi Bencoolen sendiri berasal dari Provinsi Bengkulu dan telah diakui kualitas serta rasanya oleh Agency for the Volarization of the Agricultural Product (AVPA) yang berbasis di Paris.
Bahkan pada 2019, Bencoolen Coffee meraih medali Silver untuk kualitas serta Bronze dan Gold untuk rasa.
BACA JUGA: Kartu Prakerja Gelombang 12: Warkop Digital dan Bencoolen Coffee Jamin Peserta Dapat Kerja
Hingga saat ini ada lima cabang Bencoolen Coffee yang telah beroperasi di Malaysia. Kelima cabang itu terletak di Suasana PJH, Putrajaya; Jalan Raja Perempuan Zainab 2, Kelantan; Bangunan PB Sentral, Kuala Terengganu; Jalan Stadium, Kedah; dan K’Klang Taman Tamadun Islam, Kuala Terengganu.
Upacara peremian ini juga dihadiri oleh delegasi dari Provinsi Bengkulu dan pengusaha dari Bengkulu dan Indonesia serta Malaysia.
Pada kesempatan ini, para tamu berkesempatan untuk sesi networking dan business matching. Selain itu, acara ini juga diharapkan bisa membuka peluang bisnis di berbagai industri antara lain komoditas, pertambangan, pariwisata, pengembangan, dan lain sebagainya.
Didirikan pada 2019, 7SP adalah perusahaan Malaysia yang dimiliki oleh Dr Haji Mohammad Fazlin Ab Rahman dan Puan Hajah Normah Mohd Amin. Ini adalah satu-satunya perusahaan yang memiliki hak eksklusif atas merek Bencoolen Coffee di Malaysia.
7SP telah menandatangani perjanjian dengan PT Cybers Global Indonesia (CGI) pada 2020 dengan misi untuk memperluas brand Bencoolen Coffee di Malaysia hingga ke kancah internasional.
Sedangkan CGI adalah sebuah perusahaan yang berbasis di Jakarta yang menjalankan bisnis yang berhubungan dengan kopi, terutama dari Bengkulu, termasuk ekspor kopi mentah dan kopi sangrai, serta penyedia pelatihan barista.
Fazlin mengatakan perkembangan usaha kopi Bengkulu di negara lain berpotensi mengangkat citra kopi Bengkulu di mancanegara. “Ini dapat menjadi pintu promosi barang daerah dalam menjual produk daerah,” kata Fazlin.
Pemerintah Provinsi Bengkulu telah memberikan dukungan terhadap usaha kopi Bengkulu, antara lain dengan memastikan ketersediaan bahan baku yang memiliki standar kualitas, serta ketersediaan Sumber Daya Manusia yang profesional dalam pengolahan kopi Bengkulu.
Provinsi Bengkulu sendiri merupakan penghasil kopi (Fine Robusta) terbesar ketiga di Indonesia, sedangkan kopi 'Arabika' diperoleh dari Bengkulu dan provinsi lain di Sumatra. Indonesia terkenal sebagai produsen kopi terbesar keempat di dunia.
Untuk menumbuhkan bisnis Bencoolen Coffee, 7SP berencana menambah 5 lagi cabang Bencoolen Coffee di seluruh Malaysia pada 2023, baik melalui kepemilikan langsung maupun melalui perizinan (Licensing). Perizinan dipandang dapat membuka peluang bisnis bagi pengusaha Malaysia yang tertarik dengan bisnis F&B.
Perkembangan dan kesuksesan Bencoolen Coffee di Malaysia hingga saat ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Pemprov Bengkulu, mitra bisnis CGI, KBRI, dan juga instansi pemerintah Malaysia. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif