Makin Sore, Pekanbaru jadi Kota Berasap

Kamis, 13 Maret 2014 – 16:27 WIB
Asap semakin parah menyelimuti Kota Pekanbaru. Foto diambil dari depan rumah warga di Rumbai, sekitar pukul 16.00 WIB, Kamis (13/3).

jpnn.com - PEKANBARU -- Bencana kabut asap di Provinsi Riau semakin parah. Khususnya di ibukota Pekanbaru, semakin siang menjelang sore, kondisi makin memburuk.

Pekanbaru yang sebelumnya dikenal sebagai salah satu kota terbersih di Indonesia, kini berubah menjadi kota berasap. Jarak pandang di darat, bahkan semakin menipis hingga kurang dari 100 meter.

BACA JUGA: Akhir Masa Jabatan, Anggota DPRD Majene Bakal Jalan-jalan ke Belanda

Dari pantauan JPNN, Kamis (13/3) di kawasan Rumbai, kabut asap mulai menyelimuti pemukiman warga, perkantoran dan kawasan kampus Universitas Lancang Kuning. Bila pagi hari jarak pandang diperkirakan masih 300-500 meter, semakin sore jarak pandang tinggal 100 bahkan 50 meter saja.

"Mesjid di sana itu letaknya dari sini cuma 500 meter. Tapi sekarang jangankan mesjidnya, kubahnya saja tidak terlihat," ujar Hakim, seorang warga Rumbai.

BACA JUGA: Bandara Pekanbaru Ditutup Hingga 15 Maret

Parahnya lagi, tidak hanya asap yang kian tebal, kualitas udara juga terasa semakin buruk. Berbeda dengan asap rokok, Hakim mengatakan asap kiriman dampak kebakaran hutan dan lahan, terasa langsung menyesakan dada dan membuat sakit kepala.

"Yang paling parah dialami kawan saya, sampai mual dan muntah-muntah," katanya.

BACA JUGA: Warga Riau: Ini Bukan Asap Tapi Azab

Tidak hanya di Pekanbaru, kondisi parah kabut asap dilaporkan hampir terjadi merata di seluruh Kabupaten dan Kota di Provinsi Riau. Kondisi yang parah juga disampaikan Ita, warga Siak saat dihubungi JPNN.

"Kami sampai tak bisa melihat jembatan siak yang megah dan besar itu. Padahal biasanya jelas terlihat dari depan rumah. Sungai Siak sudah berubah seperti danau penuh asap," ujarnya.

Perihal kualitas udara, sejak beberapa hari lalu, alat pengukur indeks polusi menyatakan bahwa udara di Riau pencemarannya sudah masuk tahap sangat berbahaya.

Karena itu, Dinas Kesehatan Provinsi Riau mengeluarkan imbauan agar selain menggunakan masker, masyarakat juga menggunakan kacamata dan baju lengan panjang saat keluar rumah. Ini sebagai antisipasi untuk meluasnya penderita penyakit mata, asma dan kulit.

Saat ini Diskes Riau mencatat penderita penyakit mata akibat kabut asap mencapai 1.771 jiwa dan penyakit kulit sebanyak 2.376 jiwa. Total korban asap, sudah sampai ke angka 53 ribu jiwa.

"Kita lebih sarankan, dalam kondisi cuaca berbahaya seperti ini, masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah," imbau Kadiskes Riau, Zainal Arifin.

Sementara itu, kepala pusat penanggulangan krisis kesehatan, Kementrian Kesehatan RI, Sri Henni Setiawati mengatakan, kualitas udara Riau saat ini sangat berbahaya bagi warga lanjut usia, ibu hamil dan anak balita.

"Kami sudah koordinasi dengan Dinas Provinsi untuk diteruskan ke Dinas Kabupaten/Kota, untuk terus memberikan pelayanan kepada pasien dampak asap. Selain terus melakukan sosialisasi agar warga tidak keluar rumah," kata Sri. (afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tentara Sudah Dirikan Pos Pengungsi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler