Makin Tenggelam, Dunia Sastra Indonesia Perlu Penguatan

Senin, 19 November 2012 – 23:15 WIB
JAKARTA - Dunia sastra tanah air belakang mulai tenggelam. Agar kembali bangkit diperlukan penguatan dengan melibatkan para sastrawan nasional.

"Agar mampu menembus dunia, perlu dilakukan semacam penguatan bersama dengan sastrawan. Bagaimana mencari strategi karena kita pandang olah sastra kita perlu terus dibenahi," kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Wiendhu Nuryanti di Kemendikbud, Senin (19/11).

Kemendikbud telah resmi meluncurkan program Temu Sastra Indonesia 2012. Program ini sendiri sudah digulirkan sejak 13  Okotber 2012 lalu di 7 kota. Di antaranya, Banten, Malang, Padang, Banjarmasin, Palu, Kupang dan akan ditutup di Jakarta, Rabu (21/11) nanti.

Wiendu mengatakan, Kemendikbud bersama sastrawan Indonesia masih mencari bentuk peningkatan kesusataraan nasional. "Kita masih mencari bentuk untuk meningkatkan akselerasi karya sastra, salah satunya temu sastra ini dilanjutkan dengan festival membaca puisi dan masuk ke sekolah," paparnya.

Sementara itu, Budayawan, Radhar Panca Dahana mengatakan, penguatan kebudayaan salah satunya adalah sastra, penting dilakukan. Karena dia menilai puncak kebudayaan itu adalah tata dan bahasa.

"Tanpa kebudayaan kita tidak ada nilai jadi diri manusia dan pribadi. Puncak kebudayaan adalah symbol tata dan bahasa," katanya.

Temu sastra Indonesia ini, kata Radhar, untuk menggerakkan orang-orang diskursus kesusatraan yang cakap. Sebab, dalam satu dekade terakhir tidak ada kursus kesusastraan dan tidak ada  debat kritik dalam 30 tahun belakangan.

Menurut Radhar, forum  kebudayaan tersebut telah direbut oleh sosial media. Yakni informasi yang ringan dan cair. "Ya, media hanya mengungkap berita-berita cair, seperti  kriminal, ekonomi dan lain-lain," pungkasnya.(Fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Biaya Operasional Bakal Naik, BOS Tetap

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler