Makna Keesaan Tuhan Bagi Connie Constantia

Senin, 03 Februari 2020 – 15:43 WIB
Connie Constantia merilis buku 'Tuhan Tidak Adil? di Jakarta. Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Penyanyi senior Connie Constantia mengaku lega bisa menyelesaikan buku keduanya yang berjudul 'Tuhan Tidak Adil?'. Buku setebal 272 halaman ini merupakan pengembaraan spiritual yang dilaluinya dalam pencarian makna dan hakikat keesaan Tuhan.

"Dalam buku ini saya tidak membentuk aliran keyakinan baru atau mencari pengikut. Tetapi mengajak masyarakat untuk bersungguh-sungguh dalam menyakini Tuhan Yang Maha Esa, tidak semata-mata menggunakan akal, tetapi juga hati nurani yang tulus bersih," kata Connie Constantia di kedimannya kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

BACA JUGA: Connie Pasrah Rp.2,6 M Amblas

Menariknya, perempuan kelahiran 23 Januari 1963 itu bercerita tentang apa saja yang dia alami, rasakan, dengar, dan lihat dalam peristiwa mati suri pertama selama enam hari. 

Selain itu, dia juga mengungkapkan bagaimana dirinya menanggulangi kekhawatiran munculnya kontroversi, termasuk banyaknya orang-orang di dekatnya yang tidak mendukung isi buku tersebut.

BACA JUGA: Hotman Paris Akan Mendamaikan Nikita Mirzani dan Dipo Latief?

"Saya berpuasa secara rutin dan memohon hikmah dari Tuhan agar apa yang saya sampaikan bisa mudah diterima oleh masyarakat,” ujar perempuan yang karib disapa CC itu.

Pelantun Kamus Cinta Sang Primadona (1988) mengatakan, inti dari buku Tuhan Tidak Adil? adalah perjalanan spiritualnya yang menyangkut dua keyakinan terbesar di dunia.

BACA JUGA: 5 Kasus Hukum Nikita Mirzani, dari Mantan Kekasih sampai Eks Suami

"Pada prinsipnya kedua keyakinan itu saling terkait satu sama lain, sebab mereka bersaudara dan berawal dari satu, serta tujuannya pun sama, yaitu Tuhan Yang Maha Esa," tuturnya.

Dia menegaskan bahwa buku ini bukan sebuah buku kajian kitab suci atau doktrin teologi, juga bukan sebuah penarikan kesimpulan dari proses belajar logis-rasional, melainkan sebuah pengungkapan keyakinan berdasarkan pengalaman nyata di dunia rohani.

"Sebuah kesaksian seorang anak manusia yang terbentuk, tumbuh- berkembang, dan menjadi matang di dalam tempaan realitas kehidupan yang keras. Satu cinta dalam kebenaran dan satu iman dalam perbedaan,” pungkasnya.

Proses penulisan buku ini dibantu oleh M. Jadul Maula, seorang penulis dari Yogyakarta, dan membutuhkan waktu lebih dari sepuluh tahun. (mg7/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler