JAKARTA – Sekretariat Gabungan koalisi partai politik pendukung pemerintah akan menggelar rapat, Senin (13/5), malam, di rumah Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie. Rapat Setgab yang berasal dari Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Amanat Nasional, Partai Golkar dan PKS,ini rencananya akan membahas rencana pemerintah menaikan harga kenaikan Bahan Bakar Minyak.
“Nanti malam ada rapat Setgab di rumah Ical,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera, Fahri Hamzah, di Jakarta, Senin (13/5). Kendati demikian, Fahri menilai Setgab tidak serius membahas masalah BBM. “Setgab juga tidak serius. Dadak-dadakan (mendadak) juga,” tegasnya.
Anggota Komisi VII DPR itu juga mengaku tetap menolak rencana kenaikan BBM tersebut.“Saya sudah nolak kenaikan BBM. Saya tidak setuju, orang negara lagi susah,” kata Fahri menegaskan. “Saya akan melawan kalau partai setuju. Kalau partai menerima saya menolak,” paparnya.
Sebab, ia beralasan kenaikan BBM sama saja menyakiti orang susah. Karenanya dia tak setuju orang yang sudah susah tambah susah akibat dampak dari kenaikan BBM itu. Apalagi, lanjut Fahri, saat ini kebijakan energi, pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan kasus korupsi masih marak dan membebani rakyat. “Masa' kita harus membebani rakyat lagi dengan kenaikan BBM,” kata dia lagi.
Ia menegaskan, kalau mau mengurangi kenikmatan jangan pernah mengganggu kenikmatan rakyat. “Ganggu saja kenikmatan (pemerintah) sendiri,” katanya. Bahkan, Fahri mengaku setuju bila Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengambil kebijakan melakukan pemotongan gaji. “Kalau Pak SBY menyepakati pemotongan gaji kita sepakat saja. Daripada rakyat yang susah,” paparnya. (boy/jpnn)
“Nanti malam ada rapat Setgab di rumah Ical,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera, Fahri Hamzah, di Jakarta, Senin (13/5). Kendati demikian, Fahri menilai Setgab tidak serius membahas masalah BBM. “Setgab juga tidak serius. Dadak-dadakan (mendadak) juga,” tegasnya.
Anggota Komisi VII DPR itu juga mengaku tetap menolak rencana kenaikan BBM tersebut.“Saya sudah nolak kenaikan BBM. Saya tidak setuju, orang negara lagi susah,” kata Fahri menegaskan. “Saya akan melawan kalau partai setuju. Kalau partai menerima saya menolak,” paparnya.
Sebab, ia beralasan kenaikan BBM sama saja menyakiti orang susah. Karenanya dia tak setuju orang yang sudah susah tambah susah akibat dampak dari kenaikan BBM itu. Apalagi, lanjut Fahri, saat ini kebijakan energi, pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan kasus korupsi masih marak dan membebani rakyat. “Masa' kita harus membebani rakyat lagi dengan kenaikan BBM,” kata dia lagi.
Ia menegaskan, kalau mau mengurangi kenikmatan jangan pernah mengganggu kenikmatan rakyat. “Ganggu saja kenikmatan (pemerintah) sendiri,” katanya. Bahkan, Fahri mengaku setuju bila Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengambil kebijakan melakukan pemotongan gaji. “Kalau Pak SBY menyepakati pemotongan gaji kita sepakat saja. Daripada rakyat yang susah,” paparnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rama Pratama Akui Ada Hutang dengan Luthfi
Redaktur : Tim Redaksi