jpnn.com, PASURUAN - Abdul Hadi, 27, warga Dusun Sumbertelor, Desa Kedungrejo, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan, Jatim, ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan, Selasa (11/9) sekitar pukul 20.00.
Terdapat luka di sekujur tubuhnya. Korban diduga dihabisi dengan cara dibacok dan dilempar bondet.
BACA JUGA: Rohana Bersimbah Darah di Depan Rumahnya
Samsilah, 35, warga di sekitar lokasi kejadian mengaku mendengar suara ledakan bondet hingga 4 kali. Saat itu jarum jam sudah menunjukkan pukul 20.00. “Saya di rumah waktu itu dengar ada 4 kali ledakan bondet. Tapi, karena ketakutan, saya gak berani keluar,” jelasnya.
Jarak kondisi rumah Samsilah dari tempat kejadian perkara (TKP) berkisar 200 meter. Kondisi di Dusun Sumbertelor sendiri memang sepi saat malam hari. Termasuk jarak rumah yang berjauhan membuat suasana malam memang cukup mencekam.
BACA JUGA: Bacaleg Partai Pimpinan Tommy Soeharto Dibacok Sampai Tewas
Sunaryo, kepala Dusun Sumbertelor saat kejadian memang sedang tidak ada di rumah. “Saya dapat laporan dari warga dan yang menemukan korban pertama kali adalah keluarganya sendiri,” jelasnya.
Pada saat kejadian, korban memang sedang keluar rumah dengan berjalan kaki menuju ke timur. Jarak TKP dari rumahnya dikatakan sekitar 500 meter. Dari laporan warga, memang sempat terdengar ada 4 kali ledakan bondet. Namun, warga sekitar yang mendengar memilih tidak mendekat karena ketakutan.
BACA JUGA: Polisi Buru Kawanan Begal yang Beraksi di Kayuringin
Kondisi jenazah berada jarak 2 meter di sisi utara jalan dusun. “Ada luka di kepala, leher, pundak, serta kaki kiri dan kanan. Seperti luka bacokan atau sabetan senjata tajam,” jelasnya.
Abdul Hadi sendiri sehari-hari dikatakan bekerja sebagai buruh tani. Ia mendiami dusun itu sejak 3 tahun yang lalu. “Aslinya warga Umbulan, Winongan. Tapi menikah dengan warga Sumbertelor dan menetap di sini sejak 3 tahun yang lalu,” jelasnya. Korban meninggalkan 1 istri dan 1 anak yang berusia 1,5 tahun.
Dari penuturan warga yang enggan disebutkan namanya, korban ditengarai sebagai anggota komplotan begal. Bahkan, saat kejadian, korban dikatakan membawa pedang.
Setelah kejadian, Polsek Winongan langsung mendatangi lokasi kejadian. Namun, pihak keluarga menolak jenazah diotopsi. Keluarga juga membuat pernyataan tertulis. Jenazah korban sendiri dimakamkan keesokan paginya di dusun setempat.
Kapolsek Winongan AKP Handoyo mengatakan, pihaknya langsung melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus tersebut. “Sudah ada gambaran. Kasus ini juga di-backup Polres Pasuruan,” jelasnya.
Terkait status korban yang diduga anggota komploran begal, dibenarkan Handoyo. Korban masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus begal di Pasuruan. “Tapi, kami tetap hati-hati. Karena ini kasus pembunuhan. Jangan sampai membikin geger situasi di lapangan,” jelasnya.
Kasatreskrim Polres Pasuruan AKP Budi Santoso mengaku belum bisa memastikan berapa jumlah pelaku yang menyerang korban. Namun, pihaknya sudah mendapatkan inisial pelaku.
“Kami langsung buru pelaku. Kami juga sudah kantongi nama pelaku. Kendati belum pasti berapa jumlah pelaku karena saat kejadian tidak ada saksi mata di TKP,” jelasnya.
Busan juga membenarkan jika pihak keluarga enggan dilakukan otopsi. Namun, mesti terdengar bunyi ledakan, korban tewas akibat sabetan senjata tajam. (eka/rf)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hendra Bunuh Ayah Kandung, Ternyata Ini Motifnya
Redaktur & Reporter : Soetomo