jpnn.com - JAKARTA - Malam pergantian tahun kali ini dilalui masyarakat Indonesia dengan perasaan terbelah. Di satu sisi ada kebahagian menyambut harapan di tahun yang baru.
Namun di sisi lain, ada rasa duka mendalam karena dalam beberapa waktu belakangan ini Indonesia mengalami bencana alam, baik letusan Gunung Gamalama dan Gunung Sinabung, juga tanah longsor di Banjarnegara.
BACA JUGA: Klaim Honorer K2 Bodong Menyebar di Banyak Daerah
Kecelakaan yang dialami pesawat AirAsia QZ8501 dalam perjalanan dari Surabaya menuju Singapura hari Minggu pagi lalu (28/12) menambah panjang daftar dukacita masyarakat Indonesia.
Pemerintah baik di tingkat pusat maupun di sejumlah daerah telah mengingatkan warga masyarakat agar tidak berlebihan dalam perayaan menyambut tahun baru kali ini. Pemerintah Surabaya membatalkan kegiatan hiburan. Demikian juag dengan pemerintah Medan yang meminta agar tidak ada pesta kembang api malam ini.
BACA JUGA: KSAL Siap Jawab Tantangan Menteri Susi
Di luar sukacita yang bercampur dengan dukacita itu, Ustad Abdullah Gymnatsiar mengingatkan khususnya umat Muslim, bahwa sesungguhnya tidak ada yang spesial pada pukul 12 tengah malam nanti, dan juga malam-malam sebelum dan sesudahnya.
Dalam akun Twitter miliknya, Aa Gym mengatakan bahwa yang spesial itu adalah sepertiga malam terakhir dari tiap-tiap malam.
BACA JUGA: Malam Tahun Baru, Presiden Mudik ke Solo
"(Itulah saat) yang penuh ampunan dan mustajab doa bagi (umat) yang (melaksanakan shalat) tahajjud," demikian Aa Gym. (dem/rmo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Baru Menjabat, KSAL Prioritaskan Pencarian Badan AirAsia QZ8501
Redaktur : Tim Redaksi