jpnn.com, MALANG - Sejumlah wilayah di Malang Raya, Jawa Timur, diguyur hujan es. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Malang memberikan penjelasan fenomena ini.
Kepala Stasiun BMKG Malang Anung Suprayitno mengatakan bahwa fenomena hujan es disebabkan adanya awan Kumulonimbus (CB) yang terbentuk akibat pemanasan terik pada siang hari.
BACA JUGA: BMKG: Mohon Waspada Potensi Hujan Es dan Angin Puting Beliung
"Awan CB pada tahap matang mengalami pendinginan atau kondensasi ekstrem, sehingga berpotensi turun dalam bentuk partikel es. Hujan es berasal dari awan CB, tetapi tidak setiap awan CB menimbulkan hujan es," kata Anung di Kabupaten Malang, Kamis.
Sebagai informasi, di kawasan perumahan Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang dan Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, dilaporkan terjadi fenomena hujan es pada saat terjadi hujan deras pada Kamis (23/12) sekitar pukul 13.00 WIB.
BACA JUGA: Ini Dia Sopir Angkot yang Melompat ke Sungai Seusai Menabrak Ojol
Anung menjelaskan fenomena hujan es bersifat sangat lokal atau berada pada kisaran 5-10 kilometer dan dalam waktu yang singkat. Selain itu, kecil kemungkinan untuk terjadi kembali di tempat yang sama.
Menurutnya, terjadinya cuaca ekstrem pada masa pergantian musim merupakan hal yang wajar. Sehingga, masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap fenomena cuaca ekstrem, termasuk dampak yang ditimbulkan.
BACA JUGA: Mbak SS Sempat Begituan 4 Kali Sama Teman Prianya di Apartemen Surabaya, Ujungnya Pahit
"Terjadinya cuaca ekstrem adalah hal yang lumrah pada masa pergantian musim hingga musim hujan," ujarnya.
Salah seorang warga Kabupaten Malang Shinta Dwi Pranadewi menyatakan bahwa hujan es di wilayah Kecamatan Pakis terjadi pada pukul 13.05 WIB.
Hujan es tersebut diiringi dengan adanya angin kencang.
Menurutnya, sebelum terjadi hujan es di wilayah tersebut, hujan deras diikuti angin kencang terjadi. Tidak lama berselang, terdengar suara seperti kerikil yang jatuh di atas atap rumah miliknya.
"Sebelum hujan es, itu terjadi hujan dengan angin kencang. Lima menit kemudian hujan es. Hujan es tidak berlangsung lama, hanya sekitar sepuluh menit," katanya.
Dia sempat khawatir hujan deras disertai angin kencang dan es tersebut menyebabkan adanya tiang listrik yang roboh. Namun, hujan deras yang berlangsung tidak terlalu lama itu kemudian mereda, dan tidak ada kerusakan di sekitar kawasan itu.
"Sempat takut, takut ada tiang yang roboh. Tapi saat ini kondisi aman tidak terjadi musibah," ujarnya.
BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap munculnya fenomena cuaca ekstrem, termasuk dampak yang ditimbulkan, terutama pada area rawan bencana hidrometeorologi.
Masyarakat diminta untuk selalu memantau perkembangan informasi cuaca pada laman-laman resmi milik BMKG. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti