JAKARTA - Besarnya potensi pasar konsumsi di Indonesia, memantik perusahaan investasi asing yang berbasis di Malaysia, Creador, mengakusisi perusahaan sereal PT Simba Indosnack Makmur.
Tak tanggung-tanggung, Creador telah membeli 100 persen bisnis makanan korporasi yang lebih dikenal dengan merek dagang Simba tersebut.
Direktur Utama PT Creador Cyril Noerhadi mengatakan kesempatan mengakuisisi secara penuh Simba diperoleh lantaran, perusahaan makanan ini tidak menjadi core business dari induk perusahaannya, yakni Godrej Consumer Products Ltd (GCPL) India.
Pasalnya, GCPL lebih fokus pada produk-produk di segmen home care, hair care, dan skin cleansing. "Kami akuisisi Simba dari GCPL yang lebih dulu membeli bisnis makanan ini pada 2010 silam," terang mantan direktur utama Bura Efek Jakarta ini kemarin (25/1).
Cyril menerangkan, pihaknya optimistis terhadap bisnis Simba ke depan, mengingat kinerja positif yang memacu penguasaan pasar atau market share Simba sebesar 17 persen, atau berada pada nomor dua terbesar di tanah air setelah Nestle. Sepanjang 2012, ia menyebutkan, nilai penjualan Simba menyentuh angka USD 22 juta.
Kendati demikian, pihaknya tak menampik bahwa sejatinya konsumsi sereal di Indonesia tidak begitu besar dan pertumbuhannya cenderung lamban. Hal ini terlihat dari nilai pasar domestik sereal yang hanya terakselerasi 16 persen sejak 2006-2011, dengan total USD 1,5 miliar.
"Kami otpimistis pertumbuhannya akan lebih signifikan ketika kami fokus dan berinisiatif mengembangkan sistem distribusi dan produk baru," terangnya.
Sebagai tambahan, sebelum mengakuisisi Simba, Creador juga telah menyuntikkan aliran mofal ke perusahaan media MNC Skyvision pada semester kedua 2012 lalu. Akusisi Simba sekaligus menjadi aksi investasi kedua di Indonesia.
Beberapa investasi yang dilakukan Creador adalah terhadap bisnis pembiayaan kendaraan di India Cholamandalam, OldTown White Coffee merek kopi sekaligus jaringan restoran di Asia.
"Kami mengharapkan bisa mengembangkan portfolio investasi kami di beberapa sektor Indonesia pada 2013 dan 2014 ini," tandasnya. (gal)
Tak tanggung-tanggung, Creador telah membeli 100 persen bisnis makanan korporasi yang lebih dikenal dengan merek dagang Simba tersebut.
Direktur Utama PT Creador Cyril Noerhadi mengatakan kesempatan mengakuisisi secara penuh Simba diperoleh lantaran, perusahaan makanan ini tidak menjadi core business dari induk perusahaannya, yakni Godrej Consumer Products Ltd (GCPL) India.
Pasalnya, GCPL lebih fokus pada produk-produk di segmen home care, hair care, dan skin cleansing. "Kami akuisisi Simba dari GCPL yang lebih dulu membeli bisnis makanan ini pada 2010 silam," terang mantan direktur utama Bura Efek Jakarta ini kemarin (25/1).
Cyril menerangkan, pihaknya optimistis terhadap bisnis Simba ke depan, mengingat kinerja positif yang memacu penguasaan pasar atau market share Simba sebesar 17 persen, atau berada pada nomor dua terbesar di tanah air setelah Nestle. Sepanjang 2012, ia menyebutkan, nilai penjualan Simba menyentuh angka USD 22 juta.
Kendati demikian, pihaknya tak menampik bahwa sejatinya konsumsi sereal di Indonesia tidak begitu besar dan pertumbuhannya cenderung lamban. Hal ini terlihat dari nilai pasar domestik sereal yang hanya terakselerasi 16 persen sejak 2006-2011, dengan total USD 1,5 miliar.
"Kami otpimistis pertumbuhannya akan lebih signifikan ketika kami fokus dan berinisiatif mengembangkan sistem distribusi dan produk baru," terangnya.
Sebagai tambahan, sebelum mengakuisisi Simba, Creador juga telah menyuntikkan aliran mofal ke perusahaan media MNC Skyvision pada semester kedua 2012 lalu. Akusisi Simba sekaligus menjadi aksi investasi kedua di Indonesia.
Beberapa investasi yang dilakukan Creador adalah terhadap bisnis pembiayaan kendaraan di India Cholamandalam, OldTown White Coffee merek kopi sekaligus jaringan restoran di Asia.
"Kami mengharapkan bisa mengembangkan portfolio investasi kami di beberapa sektor Indonesia pada 2013 dan 2014 ini," tandasnya. (gal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PT Pos dan Pegadaian Batal Go Public
Redaktur : Tim Redaksi