jpnn.com, JAKARTA - Kunjungan resmi Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim ke Jakarta pada tanggal 8 dan 9 Januari 2023, atas undangan Presiden RI Joko Widodo, menjadi lawatan luar negeri pertamanya setelah 46 hari resmi menjabat sebagai Perdana Menteri Ke-10 Malaysia.
Sejak hari pertama menjadi Perdana Menteri pada tanggal 24 November 2022, Anwar telah menegaskan bahwa Indonesia merupakan sahabat sejati Malaysia. Dan, dirinya mengharapkan kerja sama keduanya di berbagai bidang dapat makin ditingkatkan, mulai dari hubungan dagang dan bisnis, investasi, budaya, hingga yang terkait dengan pekerja.
BACA JUGA: Badan Otorita IKN Nusantara Buka Seleksi untuk 2 Posisi Penting Ini
Penegasan itu kembali Anwar sampaikan usai dirinya menyaksikan upacara pertukaran nota kesepahaman (MoU) dan letter of intent (LoI) antara perusahaan Malaysia dan Indonesia setibanya di Jakarta, Minggu (8-1) petang.
Dalam hal hubungan kerja sama peningkatan ekonomi kedua negara, melalui kerja sama tersebut, PM Anwar mengatakan Malaysia secara resmi menyatakan hasratnya untuk terlibat dalam pembangunan Ibu Kota baru Indonesia, Nusantara.
BACA JUGA: Jokowi dan Datoâ Seri Anwar Ibrahim Bahas Investasi Malaysia di IKN Nusantara
Hasrat itu disuarakan oleh 10 perusahaan Malaysia melalui 11 LoI, selain juga ada sembilan MoU bernilai total 1,66 miliar ringgit Malaysia (RM) atau setara Rp 5,905 triliun (dengan nilai tukar RM 1 setara Rp 3.557,71).
Ia juga menyampaikan bahwa perusahaan listrik nasional Malaysia, yakni Tenaga Nasional Berhad (TNB) juga berniat menjajaki peluang untuk terlibat di sektor energi, termasuk untuk energi baru terbarukan (EBT).
BACA JUGA: PP Presisi Raih Kontrak Baru Rp 99,6 miliar di IKN
“Semoga semua kerja sama ini dimudahkan demi kemakmuran Malaysia-Indonesia, insya Allah,” kata Anwar dalam cuitannya.
Hasrat Malaysia di Nusantara tersebut tentu juga menjadi salah satu dari 12 isu penting yang ia bahas dalam pertemuannya dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin.
Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia Tengku Zafrul Abdul Aziz menyebut beberapa perusahaan yang tertarik berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, seperti Boustead Properties Berhad, Berjaya Corporation Berhad, dan Pharmaniaga Berhad.
Boustead Holdings Berhad merupakan perusahaan konglomerasi tertua di Malaysia karena sejak tahun 1976 perusahaan publik tersebut sepenuhnya menjadi entitas Malaysia dan kini fokus bergerak di lima sektor, yakni perkebunan, properti dan perindustrian, farmasi, industri pertahanan dan keamanan, serta sektor perdagangan, keuangan, dan investasi.
Berjaya Corporation Berhad juga merupakan perusahaan konglomerasi Malaysia yang bergerak di berbagai bisnis, termasuk pemasaran konsumen, pengembangan properti dan investasi, pengembangan hotel, resort dan rekreasi, permainan dan lotre, makanan dan minuman, perdagangan dan distribusi otomotif, investasi pada layanan lingkungan dan teknologi bersih, serta layanan dan produk terkait telekomunikasi dan teknologi informasi.
Sementara Pharmaniaga merupakan salah satu grup farmasi terintegrasi terbesar di Malaysia, yang terlibat dalam berbagai segmen rantai nilai farmasi, mulai dari penelitian dan pengembangan hingga pembuatan obat generik, obat bebas dan nutraceutical, logistik dan distribusi, penjualan dan pemasaran, serta apotek ritel.
Saling menjajaki
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono pada tanggal 30 November 2022 bersama Otoritas IKN, Kementerian Koordinasi Bidang Maritim dan Investasi, serta jajaran direksi badan usaha milik negara (BUMN) memenuhi undangan Kementerian Perdagangan Internasional dan Industri (MITI) Malaysia mempromosikan peluang investasi di IKN kepada sebanyak 183 entitas industri dan bisnis Malaysia di Kuala Lumpur.
Dalam pertemuan tersebut terungkap Malaysia memiliki minat yang besar dalam berbagai bidang seperti EBT, konstruksi, kesehatan, ekowisata, mobilitas cerdas dan next-gen, serta pengembangan properti.
Sementara dalam pertemuan tersebut juga terungkap bahwa pembangunan IKN Nusantara juga membuka berbagai peluang investasi untuk pengembangan infrastruktur, pasokan bahan, dan layanan pendukung, misalnya komersial, ekowisata, farmasi, bahan kimia, pengembangan properti, ritel, taman industri, dan energi baru terbarukan.
Pemerintah Indonesia memang sedang menyiapkan pengembangan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) dan fokus untuk wilayah perkantoran. Menteri Basuki memperkirakan pada kuartal kedua 2023 para investor nasional maupun internasional akan mulai masuk.
Proyek pembangunan IKN secara keseluruhan bernilai Rp466 triliun dan ditargetkan rampung pada tahun 2045, sejalan dengan pembangunan menuju cita-cita Indonesia Maju 2045.
Dalam kesempatan berbeda, Basuki mengatakan kebutuhan anggaran untuk membangun infrastruktur dasar IKN Nusantara untuk periode 2022-2024 mencapai Rp43,73 triliun.
Pada akhir November 2022, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal bersama Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Penang juga mengadakan Forum Investasi Indonesia di Penang, Malaysia, yang bertujuan memberikan gambaran terkini tentang peluang investasi di Indonesia.
Dalam pertemuan yang dihadiri puluhan investor Malaysia asal Penang tersebut, selain fokus memaparkan potensi investasi di Sumatera Utara, Asisten Deputi untuk Strategi dan Percepatan Kebijakan Investasi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Ferry Akbar Pasaribu juga memaparkan potensi investasi di IKN Nusantara.
Kedekatan
Salah satu urgensi Presiden Jokowi memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Nusantara adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata di seluruh Indonesia, termasuk di kawasan timur. Pemindahan ibu kota di luar Pulau Jawa diharapkan mendorong perdagangan antar-wilayah, mendorong investasi di IKN dan provinsi sekitarnya.
Letak IKN Nusantara di Kalimantan Timur yang berada di Pulau Kalimantan tentu tidak saja memberikan dampak bagi empat provinsi lain di sana, yakni Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Utara. Malaysia dan Brunei Darussalam yang berada di pulau yang sama tentu akan ikut terdampak.
Jika ditarik garis dari peta memang jarak Nusantara di Kalimantan Timur dengan Kota Kinabalu di Sabah maupun Kuching di Sarawak sama-sama sekitar 800 kilometer, sedangkan Brunei Darussalam sekitar 700 km.
Maka jika keberadaan Pan Borneo Highway dan Trans Kalimantan sepanjang total 5.324 km terhubung, itu akan menjadi nadi yang berperan besar memacu aliran pertumbuhan ekonomi di setiap titik yang dilewati di tiga negara. Terlebih ketika IKN Nusantara telah bergeliat.
Meski demikian, tentu jalur-jalur konektivitas lainnya yang memberikan kecepatan dan keamanan untuk menghubungkan tiga negara di sana juga menjadi semakin penting untuk dikembangkan.
Dalam sebuah diskusi Majelis Reboan yang diadakan Pengurus Pusat Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia yang kala itu mengangkat tema “Prospek Politik dan Masa Depan Kepemimpinan Melayu di Era Perdana Menteri Anwar Ibrahim: Peluang dan Tantangan”, Ketua Pengurus Cabang Istimewa Muhammadiyah Malaysia Prof. Sonny Zulhuda menyampaikan tiga hal, yang salah satunya dilihat dari perspektif hubungan regional.
Ia mengatakan mengingat ke depan sudah menjadi pilihan bersama untuk bergerak secara kolektif, seperti halnya Eropa atau negara-negara teluk, saatnya ASEAN merajut kembali kekuatannya melalui tokoh-tokoh pemimpin yang bisa diterima lintas batas.
Menurut dia, Perdana Menteri Anwar Ibrahim dengan kharisma istimewa yang dimiliki, cukup kuat untuk menjadi simbol kekuatan bagi gerakan regional.
“Nah, saya harap Pak Anwar bisa membangkitkan itu lagi dengan para koleganya dari berbagai negara. Tadi sudah disebutkan bagaimana kedekatan beliau dengan Sultan Hassanal Bolkiah dan pemimpin-pemimpin Indonesia. Saya rasa ini bisa direkapitulasi,” ujar Sonny.
Hasrat Malaysia untuk Nusantara semoga dapat menjadi pembuka dari pendekatan positif untuk bergerak secara kolektif merajut kekuatan regional. (ant)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif