jpnn.com, KUALA LUMPUR - Seperti Indonesia, Malaysia juga tengah merayu perusahaan-perusahaan besar di Amerika Serikat agar mau berinvestasi di Negeri Jiran tersebut.
Tidak tanggung-tanggung, Misi Perdagangan dan Investasi (TIM) yang diketuai Menteri Senior Perdagangan Internasional dan Industri Mohamed Azmin Ali ditargetkan menarik investasi baru sebesar RM 14,62 miliar (Rp 212,37 triliun) dari para pemodal AS.
BACA JUGA: Rebranding, Maskapai Regional Malaysia Ini Resmi Jadi Batik Air
"Kita akan membuat beberapa pengumuman besar dalam beberapa hari yang akan datang dari segi jumlah investasi baru yang datang dari komitmen perusahaan-perusahaan tersebut," kata Azmin dalam satu pernyataan pers, Rabu.
Sejak 8 Mei lalu, TIM sudahb berada di Negeri Paman Sam untuk kunjungan yang dijadwalkan berlangsung selama 10 hari.
BACA JUGA: Malaysia vs Thailand: Harimau Malaya Terkam Gajah Putih
Azmin mengatakan sejauh ini sudah banyak perusahaan yang berbasis di negara tersebut menyatakan komitmen untuk mengembangkan operasi dan kehadiran mereka di Malaysia.
Berbeda dengan Presiden Jokowi yang menjadikan produsen mobil listrik Tesla sebagai target utama, delegasi Malaysia memilih perusahaan teknologi tinggi seperti produsen semikonduktor global, Texas Instruments Inc. dan pemasok bahan global untuk industri pemasangan elektronik dan pembungkusan semikonduktor, Indium Corporation.
BACA JUGA: Thailand Kalah Dramatis dari Malaysia, Alexandre Polking Ingin Timnya Segera Move On
Azmin juga dijadwalkan menghadiri pertemuan dengan lebih banyak pelaku industri teknologi tinggi dalam lawatannya ke San Francisco, Seattle dan Los Angeles.
Dia memberi jaminan bahwa Kementerian Perdagangan Internasional dan Industri (MITI) akan meneruskan misi perdagangan untuk menarik lebih banyak investasi dan yakin investasi berkualitas tinggi akan mewujudkan lebih banyak pekerjaan untuk rakyat Malaysia.
Politikus Partai Pribumi Bersatu Malaysia ini mengatakan Duta Perwakilan Perdagangan AS, Katherine Tai telah menyambut baik rencana Malaysia menggerakkan semula Perjanjian Kerangka Kerja Investasi (TIFA).
"Kedua negara diharapkan dapat menyepakati pengaktifan perjanjian itu dalam waktu terdekat," kata mantan Menteri Besar Selangor tersebut. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif