Malaysia Siap Tampung 42 Ribu Pekerja Konstruksi NTB

Jumat, 05 April 2013 – 19:55 WIB
Atase Ketenagakerjaan KBRI Kuala Lumpur Agus Triyanto (kiri) tengah berdiskusi dengan para pimpinan PT. SDSA Komisaris Utama HL. Mudjitahid (dua dari kiri)Direktur Utama L. Anas Amrullah (Dua dari Kanan) Direktur Operasional Sahirman Alfian, SH, SU (paling kanan). Foto: Zulhakim/JPNN
KUALA LUMPUR — Kabar gembira bagi  warga NTB yang ingin bekerja pada sektor konstruksi di Malaysia. Pemerintah Malaysia melalui Construction Labour Exchange Centre Berhad (CLAB) siap menampung sekitar 42 ribu pekerja Indonesia untuk dipekerjakan pada sektor-sektor konstruksi di Negeri Jiran itu.

CLAB ini sendiri merupakan sebuah bursa kerja khusus bidang konstruksi  yang didirikan Pemerintah Malayisa sejak 2003 lalu. Tujuannya untuk mempermudah penerimaan dan penempatan tenaga kerja asing pada bidang konstruksi yang ingin bekerja di Malaysia.

‘’Saat ini banyak sekali proyek yang membutuhkan pekerja disini,’’ ujar  Rafik Abd Rajis, CEO CLAB, Rabu (3/4) kepada Lombok Post (JPNN Group)

Pada  pelaksanaanya CLAB sendiri  menggandeng sejumlah perusahaan Pengerah Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang diberi kewenangan untuk merekrut pekerja di setiap wilayah. Khusus untuk NTB, CLUB hanya bekerjasama dengan PT Sendang Damar Semanggi Agung (PT.SDSA) sebuah PJTKI yang juga dimiliki oleh Pemda NTB.

‘’Jadi nanti kalau ada PJTKI lain yang mau memasukkan pekerja ke sektor konstruksi  dari Lombok (dan Sumbawa) harus lewat PT. SDSA,’’ tambah Rafik.

Dalam operasinya selama ini CLAB menyuplai pekerja secara resmi bagi sebagian besar proyek konstruksi di semua negara bagian di Malaysia yang dimandatkan oleh pemerintah setempat.

Sebelumnya Selasa (2/4) siang SDSA bersama lima PJTKI lainnya dari Jawa dan Sumatera menandatangani  nota kerjasama di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur. Dalam nota kesepahaman itu CLAB akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap para pekerja yang direkrut oleh PJKI yang telah ditunjuk setibanya di Malaysia.

CLAB menyediakan asrama transit untuk menampung sebelum para pekerja tersebut diarahkan ke perusahaan yang tempat mereka bekerja. CLAB menjamin para pekerja yang datang dari Indonesia akan ada di penampungan ini paling lama enam hari sebelum mulai bekerja. ‘’Rata-rata dua sampai tiga hari disini (di wisma transit),’’ paparnya.

Wisma ini sendiri berada di wilayah Nilai, Negeri Sembilan. Di komplek ini terdapat  belasan blok rumah susun yang dilengkapi kamar tidur, dapur dan kamar mandi yang layak. Komplek ini dapat menampung  puluhan ribu pekerja secara bersamaan. Tempat ini juga berfungsi sebagai tempat tinggal sementara jika kelak kontrak pekerja tersebut telah habis dengan perusahaanya.

‘’Nantinya jika masa kontrak dengan perusahaan pertama sudah habis, jadi sambil menunggu penempatan kerja selanjutnya CLAB akan menampung disini,’’ tambah Sahirman Alfian Direktur Operasional, PT SDSA.

Terkait kerjasama ini Komisaris Utama PT SDSA, HL Mudjitahid meyebut pola kerjasama ini sangat baik terutama dalam hal jaminan pekerjaan dan keselamatan bagi para TKI. Dimana CLAB merupakan badan resmi dari pemerintah Malaysia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kesejahteraan dan penempatan para pekerja.

‘’Model kerjasama ini lebih menjamin pekerja  dan bagi daerah kita di NTB pola ini dapat menjadi jawaban bagi  banyaknya angka pengangguran,’’ imbuhnya.

Pendapat yang sama juga ditegaskan oleh Atase Ketenagakerjaan KBRI Kuala Lumpur, Aus Triyanto. Menurutnya pola kerjasama yang dikembangkan oleh CLAB inilah yang diinginkan pemerintah sejak lama. Dimana pemerintah Malaysia melalui CLAB memberikan solusi yang memudahkan birokrasi dan kepastian penempatan dan perlindungan bagi para TKI.

‘’Semoga kerjasama seperti ini bisa terus berlanjut,’’ imbuhnya.

Agus menambahkan saat ini terdapat sekitar 1,2 warga negara Indonesia yang tinggal dan bekerja secara resmi di Indonesia. Namun demikian jumlah mereka yang bekerja secara ilegal juga tidak kalah jumlahnya. Agus menaksir saat ini terdapat sekitar 1,3 juta  pendatang ilegal yang mengadu nasib di Malaysia. (zul/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Amerika Luncurkan Iklan Terbaru Anti Rokok

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler