jpnn.com - JOGJA – Fasilitas publik di kawasan Malioboro, Yogyakarta dinilai belum ramah terhadap para penyandang difabel. Kaum difabel selama ini merasa kesulitan jika harus menyeberang jalan karena terdapat tonggak di trotoar.
Begitu pula untuk masuk, tonggak yang dimasudkan untuk menghalangi PKL juga mempersulit akses kaum difabel. Selain itu, halte bus Trans Jogja yang berada di kawasan Malioboro juga menjadi kesulitan bagi penyandang disabilitas, karena jalannya yang curam dan terhalang pohon.
BACA JUGA: Harapkan Media Sajikan Fakta soal Reklamasi Teluk Benoa
“Pemasangan guiding block juga belum optimal karena selama ini terha-lang dengan parkir atau warung PKL,” ujar Koordinator Forum Penguatan Hak-hak Penyandang Disabilitas (FPHPD) Arni Surwanti seperti dikutip Radar Jogja. Sebelumnya, FPHPD beraudiensi di DPRD Kota Jogja, Rabu (26/11).
Untuk itu, FPHPD mendesak kepada para anggota DPRD Kota Jogja untuk memasukkan agenda penyusunan peraturan daerah (perda) tentang perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas menjadi agenda program legislasi daerah (Prolegda) 2015. “Kami merasa akan lebih optimal dengan Perda yang mengatur dan memperkuat keterli-batan serta menjamin terpenuhinya hak disabilitas,” kata Arni.
BACA JUGA: Protes Main Kelamaan, Waria Ini Malah Dibusur
Sementara Wakil Ketua I DPRD Kota Jogja M Ali Fahmi mengatakan, sebenarnya pemasangan tonggak di kawasan Malioboro merupakan upaya untuk menghalangi PKL masuk dan berjualan di sana. Tetapi karena dirasakan mempersulit akses kaum difabel, pihaknya akan mengusulkan membuat model yang lain.
Selain itu, pihaknya juga akan mendorong agar gedung pemerintahan, swasta, sekolah atau rumah sakit ramah untuk difabel. “Beberapa memang sudah ada fasilitas untuk difabel, tapi masih mi-nim,” ungkapnya. (pra/laz/ong/jpnn)
BACA JUGA: RS Paru Tolak Pasien, PPID Bilang hanya Miskomunikasi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembunuh Staf Analisis Kesehatan Siap Dihukum Mati
Redaktur : Tim Redaksi