Mall Terbesar di Dunia Dijuluki “Mall Hantu”

Selasa, 05 Maret 2013 – 11:59 WIB
TAK LAKU: Mall New South China, salah satu mall terbesar di dunia yang sepi pengunjung. FOTO: net
DONGGUAN - Pembangunan insfrastruktur secara gila-gilaan yang dilakukan Tiongkok tak semuanya berhasil. Banyak gedung yang dibangun dengan megah namun akhirnya malah tak berguna alias mangkrak.

Mall New South China, misanya. Sejak dibuka pada 2005 silam, mall yang berada di kawasan Dongguan tersebut malah tak berfungsi. Nyaris tak ada pembeli yang datang. Saking sepinya, banyak yang menjuluki bangunan itu dengan sebutan mall hantu.

Padahal, ketika dibangun, mall tersebut diharapkan bisa menjadi ikon Dongguan dan Tiongkok. Tak berlebihan, memang. Sebab, menilik dari fisiknya, mall tersebut memang sangat wah.

Mall New South China adalah mall terbesar di dunia berdasarkan ruang yang  bisa disewakan. Mall itu bisa menampung 2350 toko. Luasnya pun tak tanggung-tanggung, mencapai hampir 1 juta meter persegi.

Ukuran itu merupakan yang terbesar kedua di dunia setelah Dubai Mall yang memiliki luas mencpai 5,4 juta meter persegi. Sayang, sejak dibuka, tak banyak toko maupun pembeli yang datang ke mall tersebut.

“Untuk saya pribadi, proyek ini merupakan hasil dari mudahnya akses ke pusat dan kombinasi pemikiran yang kosong serta tindakan yang sangat spekulatif dibanding kalkulasi bisnis,” kata Victor Teo, asisten professor dari Universitas Hongkong seperti dilansir BBC.

Mall tersebut sebenarnya memang sangat mewah. Di bagian luar terdapat ratusan pohon palem yang dipadukan dengan Arc de Triomphe yang merupakan replica spinx Mesir.
Selain itu terdapat air terjun dan kanal panjang yang bisa dilewati gondola. Namun, semua fasilitas mewah tersebut rupanya tak mampu menarik minat masyarakat untuk berinvestasi di mall tersebut.

Kini, sebanyak 99 persen space yang ada di mall tersebut kosong melompong. Toko yang beroperasi pun kabarnya hanya berjumlah 47 outlet.

Target 100 ribu pengunjung per hari seperti yang dipatok pemilik pun jauh panggang dari api. Saking kosongnya, banyak sampah  dan cat yang terkelupas. Para penjaga mall pun lebih senang bercanda dengan teman-temannya untuk membunuh waktu.

“Mayoritas gedung itu kosong. Sangat sedikit yang mau datang ke sini. Mall ini diidentifikasikan sebagai mall mati,” ulas Emporis, perusahaan yang konsentrasi dengan mall di seluruh dunia.

Banyak pihak yang mengatakan jika masalah utama sepinya mall tersebut ialah factor lokasi.

Dongguan merupakan daerah suburban yang dihuni 10 juta penduduk. Namun, mereka mayoritas adalah pegawai pabrik. Dengan gaji yang tak terlalu banyak, belanja di mall tentu harus dipikir masak-masak.

“Orang datang kemari untuk bekerja di pabrik. Mereka tak punya waktu atau uang untuk belanja,” kata Xiao, pekerja di mall tersebut.

Selain itu, buruknya analisis pasar juga dituding sebagai biang keladi sepinya mall tersebut. Mall itu seolah menegaskan tentang belum bagusnya analisis pasar sebelum pembangunan.

“Ini bukanlah satu-satunya di Tiongkok. Banyak bangunan di Tiongkok yang juga terbengkalai seperti ini,” tambah Victor Teo.

Meski sepi, pengelola mall tak mau patah arang. Ye Ji Ning, kepala mall mengatakan jika mall tersebut sebenarnya sudah ditempati dengan prosentase 20 persen. Pihaknya juga berani menargetkan peningkatan hingga 80 persen di 2013 ini.

“Maret ini kami akan melakukan promosi besar untuk mendapatkan penyewa baru,” janji Ji Ning. (jos/mas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibu Ini Menolak Bunuh Dua Calon Bayinya

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler