Maluku Kembangkan Pulau Mandiri Pangan

Kamis, 16 Februari 2012 – 09:31 WIB

AMBON - Isu kerawanan pangan cukup lekat dengan wilayah kepulauan seperti Maluku. Pasokan makanan bisa saja terbatas kepada masyarakat di suatu daerah jika muncul kendala cuaca dan musim, apalagi bencana alam. Oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Maluku untuk menjaga ketersediaan pangan di tahun 2012, diadakan program Desa Mandiri Pangan, Lumbung Pangan Desa dan Pengembanan Pulau Mandiri Pangan. Dengan program ini ketahanan pangan masyarakat diharapkan terjaga.

Desa Mandiri Pangan diprogramkan untuk desa yang tingkat kemiskinannya minimal 30 persen, sebagaimana survei tim Badan Ketahanan Pangan. Desa yang tergolong miskin, diberikan bantuan dana stimulus Rp 100 juta. Dana tersebut dikelola secara ekonomis untuk menambah income masyarakat.

Sedang program Lumbung Pangan Desa, untuk mempersiapkan stok pangan dari bahan lokal. Baik Desa Mandiri Pangan maupun Lumbung Pangan Desa diprogramkan selain menjamin ketersediaan pangan di masyarakat juga untuk perputaran ekonomi.

Sementara Pulau Mandiri Pangan, sasarannya pulau-pulau kecil di Maluku. Ini khusus untuk mengantisipasi kerawawan pangan jika cuaca dan musim yang berakibat terhambatnya pasokan bahan makanan melalui transportasi laut.
"Contohnya beras, pasokannya terbatas, padahal ada sumber pangan lokal seperti singkong dan jagung. Maka kita intervensi dengan peralatan pengolah untuk memperpanjang usia simpan bahan tersebut," papar Kabid Ketersediaan dan Kerawanan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Maluku Ny Iffin Talla kepada Ambon Ekspres (JPNN Group).

Menurut dia, ketiga program tersebut sudah berjalan cukup baik. Program Pulau Mandiri Pangan didanai APBD sedang dua program lainnya didanai APBN. Untuk Kota Ambon yang dinilai paling berhasil untuk program Desa Mandiri Pangan yaitu Desa Latuhalat.

Talla mengatakan usaha pencetakan batu tela pernah diintervensi melalui program tersebut, hasilnya sangat baik. Diharapkan melalui usaha mereka itu, setiap kelompok akan mandiri memenuhi bahan pangan. "Kalau bisa membeli bahan pangan  melalui hasil usaha itu kan sama artinya mandiri pangan," jelasnya. 

Namun ditandaskannya, semangat untuk maju dari petani atau kelompok masyarakat yang memanfaatkan program-program pemberdayaan sangat penting. "Jadi kembali ke soal mental, kita sangat berbeda dengan petani di pulau Jawa. Di sana kalau mereka sudah diberi bibit mereka sudah syukur lalu usaha baik-baik dengan kerja keras," ujarnya.(CR1)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Puting Beliung Menerjang, Satu Tewas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler