Manajemen Anggaran Harus Dirombak Total

Jumat, 13 Juli 2012 – 17:54 WIB
Joko Widodo. Foto : Arundono Wicaksono/JPNN

JOKOWI sudah populer. Tapi, ketenarannya meluncur tinggi begitu meraih suara teratas pemilukada DKI Jakarta, setidaknya berdasar hasil penghitungan sementara.

Ketokohannya makin melebar, bukan hanya selevel Solo. Pria bertubuh ramping itu, dalam beberapa bulan ke depan, bakal terus menjadi pusat pemberitaan, menyedot perhatian publik.

Bagaimana perasaannya? Apa pula yang akan dilakukan menghadapi putaran kedua, yang pemungutan suaranya digelar 20 September 2012? Berikut petikan wawancara wartawan JPNN, Natalia Laurens, dengan Jokowi di Jakarta, Kamis (12/7).

Incumbent selalu dianggap kuat tapi nyatanya Anda mampu mengalahkan, tanggapan Anda?

Kami kan selama ini turun langsung ke kampung-kampung dan bertemu langsung dengan masyarakat di bawah. Kalau jumlah kami lebih banyak ini adalah kemenangan hati dari warga DKI Jakarta yang menginginkan perubahan Jakarta.

Bagaimana persiapan menghadapi putaran kedua?

Kami kalau bergerak enggak pakai strategi sih. Duitnya harus gede untuk putaran kedua, lah kita enggak punya duit. Jadi ya kita biasa-biasa saja untuk persiapannya. Kalau mau pasang spanduk, bayar iklan lagi juga sama aja kalau enggak punya duit. Lebih baik kami datang ke masyarakat saja, mendengarkan apa yang jadi keinginan warga Jakarta. Itu yang paling penting.

Apa tak ada strategi khusus?

Masa saya punya strategi ya bilang-bilang, nanti ditiru sama yang lain. Sekali lagi tidak ada strategi besar. Strateginya ya kayak kemarin-kemarin.  Saya enggak punya strategi besar, wong duitnya enggak ada. Yang pentingkan, partai dirangkul, masyarakat dirangkul, relawan dirangkul, semua.

Yakin menang di putaran akhir?

Ini kan sebenarnya hitung-hitungannya belum selesai kalau sekarang saya di atas ya Alhamdulilah. Tapi semua terserah warga DKI, kalau mau satu putaran saja saya menang ya Alhamdulilah. Kalau dua putaran juga enggak masalah. Tiga juga enggak apa-apa.


Kalau ada anggapan Anda dan Ahok hanya pemimpin etnik tertentu, apa tanggapan Anda?

Partai itu mengantarkan seseorang jadi pemimpin. Setelah menjadi pemimpin itu menjadi pemimpin semuanya, tidak untuk menjadi pemimpin golongan, etnis, partai tertentu. Tidak seperti itu.

Apa target menemui calon lain seperti sudah Anda lakukan?

Ya kita berkomunikasi dengan semuanya, sekalian menjalin silahturahmi. Minta dukungan, yang riil. Tapi nanti lah dibahas-bahas lagi soal itu. Hitung-hitungannya kan belum selesai. Sekarang  ketemu dulu rangkul-rangkulan, silahturahmi. Kemarin kan saling sindir menyindir, sekarang kita tunjukkan kalau calon pemimpin-pemimpinnya saling merangkul. Biar dingin semuanya. Kalau di atas dingin kan, masyarakat di bawah juga dingin enggak konflik. Kalau di atas panas, bertengkar, di bawah juga akan gitu.

Sudah siap dana untuk putaran kedua?

Dari awal juga kami enggak punya uang. Masyarakat yang membiayai kan dari hasil kami berkegiatan. Yang penting kan turun ke kampung-kampung. Gerakkan rumpun dan simpul partai, masyarakat dan relawannya. Yang saya bilang itu, supaya krep.  Yang paling penting masyarakat tahu dan mengenal betul siapa yang akan jadi calon pemimpinnya. Kalau mereka kenal calon pemimpinnya, mereka tidak akan terpengaruh dengan isu-isu, maupun  demo yang menjatuhkan nama calon yang akan dipilih. Itu juga penting.

Putaran kedua kira-kira yakin akan menang berapa persen?

Jangan tanya persen, kita tidak mau dahului yang penting ada ikhtiar. Jakarta ini adalah etalase negara, sehingga memerlukan perubahan yang lebih baik, dan itu hanya bisa dilakukan jika pemimpin nya tau manajemen berkualitas dan leadership. Itu warga Jakarta yang bisa menilai.

Apa sih yang bisa Anda lakukan untuk pembenahan Jakarta?

Sistem manajemen anggarannya. Sejak lima tahun anggaran APBD Jakarta itu mencapai Rp 140 triliun. Tapi ketika kita turun ke kampung-kampung, apa mereka pernah merasakan manfaat dari uang sebanyak itu? Enggak pernah. Lalu ke mana larinya uang untuk rakyat ini. Ini yang harus kita ubah. Lima tahun ke depan Jakarta akan mendapat Rp 180 triliun lebih. Itu jumlah yang besar. Manajemen anggaran harus diubah, harus menyentuh apa yang diharapkan masyarakat secara merata baik kalangan atas maupun menengah ke bawah.

Selain itu juga mengenai masalah perizinan serta birokrasi pelayanan terhadap masyarakat. Warga DKI harus mendapatkan pelayanan publik yang terbuka, enggak disusah-susahin terus. Mau ngapa-ngapain susah, ribet urusan birokrasi.

Apa lagi?

Karena anggarannya dulu enggak jelas, maka harus dirombak total. Ini harus didesain ulang. Kalau dana untuk macet dan banjir, ya kita fokus untuk selesaikan itu. Penyelesaian untuk selesaikan macet dan banjir itu juga harus tepat waktu, sesuai deadline. Kalau monorel dibilang akan selesai dalam 8 tahun, ya harus diselesaikan 8 tahun. Harus fokus dan tepat waktu. Pemimpinnya (pemda) harus mengawasi itu sampai selesai. Kalau tanya teknisnya jangan tanya sama pemimpinnya, tanya sama kepala dinasnya. Pemimpinnya itu bertugas mengawasi semuanya berjalan dengan baik sesuai rencana dan anggaran, juga tepat waktu.

Kita juga masih perlu perbaiki transportasi. Kita masih memerlukan banyak transportasi, yang dibeli baru dan ada juga yang harus diperbaiki.

Begitu menang putaran pertama, Anda seolah jadi bintang, pernyataan dukungan begitu banyak dari masyarakat. Anda senang?

Didolani, didukung ya seneng banget lah. Yang dicintai ya yang kemarin dukung penuh, kalau ada yang baru dateng ya tetap dicintai, masak dicuekin ya enggak mungkin. Kalau ada dukungan lagi ya malah seneng kami.

Reaksi warga Solo seperti apa?

Warga Solo sebetulnya memang tidak ikhlas saya ke sini tapi mereka dukung penuh. Dan itu betul. Jadi jangan membuat demo-demo yang menyatakan rakyat Solo tidak mendukung saya. Coba ditanyakan langsung ke sana benar enggak demikian.

Anda berat juga meninggalkan Solo, jika memang nanti terpilih jadi gubernur DKI?

Ini kan masih dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di manapun saya bertugas itu harus dilaksanakan, tidak hanya di wilayah yang kecil, sedang, atau di tempat yang banyak masalah seperti di sini.

Banyak atau sedikit masalah, semua harus dihadapi. Kalau DKI Jakarta bisa diperbaiki, infrastruktur dan, pelayanan publik berjalan baik dan teratur itu akan berimbas juga pada daerah lain. Kita harus sama-sama membangun Jakarta, ibu kota negara menjadi kota yang mendunia.

Tapi tetap, sekarang kan kita masih menunggu hasil akhir, jadi kita jangan berandai-andai. Saya enggak mau ramal-meramal soal ini. Kita ikuti dulu proses dan perhitungan ini sampai selesai. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kelompok Medan Galang Dana Sejak Tahun 2000


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler