jpnn.com, SAMARINDA - Kandang Barito Putera, Stadion 17 Mei Banjarmasin yang saat ini merupakan milik pemerintah provinsi Kalimantan Selatan di nilai kondisinya sangat memprihatinkan.
Selain tidak terlalu terawat fasilitas yang dimiliki juga masih sangat kurang untuk menjadi stadion berstandar internasional.
BACA JUGA: Marko Simic Yakin Performanya Kembali ke Normal Sebelum Lawan Barito Putera
Tidak ingin stadion kebanggan milik Banua ini tanpa pengelolaan profesional, manajemen The Yellow River berniat untuk menjajaki kerjasama dengan pengprov Kalsel dengan cara mengakuisisi pengelolaan.
BACA JUGA: Terima Suap dari Mantan Gubsu, Dua Anggota Dewan Dituntut 4 Tahun Penjara
BACA JUGA: Ady Setyawan sudah Tidak Sabar Ingin Kembali Latihan
"Kami siap mengelola stadion, toh ini merupakan markas Barito putera sejak Barito Putera didirikan," kata manajer Barito Putera Hasnuryadi Sulaiman didampingi asisten manajer Syarifuddin Ardasa Kamis (9/5) malam.
Hasnur sapaannya mengaku pihaknya sudah beberapa kali secara lisan untuk meminta akuisisi pengelolaan ke gubernur Kalsel Sahbirin Noor. "Saya sudah sering bertemu dan saya sampaikan ke beliau soal ini," kata Hasnur.
BACA JUGA: Bersua Juara Bertahan di Laga Perdana Liga 1, Jacksen F Tiago: Kami Tidak Gentar
Hasnur mengaku sangat prihatin melihat kondisi stadion bersejarah di Banua ini saat ini. Selain minim fasilitas, permasalahan lain juga silih berganti datang.
"Terutama soal kondisi lapangan ya sangat memprihatinkan rumputnya tidak lagi hijau lalu soal listrik di PLN juga," sebut dia.
Ditambahkan Syarifuddin Barito Putera memilih melakukan pemusatan latihan di berbagai daerah dengan harapan stadion 17 Mei segera dibenahi terutama rumput lapangan.
"Kami TC ke luar dengan harapan saat kami tidak latihan rumputnya diperbaiki pengelola ternyata tambah parah. Maaf bahkan stadion disewakan ke berbagai klub klub tidak profesional untuk latihan dan gelaran berbagai acara," kata Udin sapaannya.
Bahkan ujar Udin klub Barito Putera yang ingin latihan kadang bukan seperti tuan rumah sendiri. "Saat kita mau latihan ternyata ada yang sudah pakai. Kita seperti bukan tuan rumah di stadion ini," lanjut dia.
BACA JUGA: Eks Bek Persebaya Surabaya Bertekad Bawa Persiba ke Liga 1
Terbaru soal keinginan Barito Putera untuk menggelar latihan malam saat Ramadan di stadion ternyata masih belum bisa karena bermasalah dengan listrik dan genset.
"Dua malam kami ingin latihan di stadion tidak bisa. Terpaksa mulai Jumat malam kami latihan bawa genset sendiri milik perusahaan Hasnur Group di daerah Sungai Puting agar ada penerangan," ucap Udin kesal.
Hasnur pun berjanji akan kembali membicarakan hal ini ke pemerintah provinsi dalam waktu dekat agar pengelolaan dilakukan klub secara profesional.
"Saat ini suporter mengira kami tidak mau bersumbangsih ke stadion padahal kami sangat ingin jika pengelolaan diserahkan ke klub," tambah dia.
Hasnur berjanji jika akuisisi pengelolaan disetujui maka dia akan membenahi wajah stadion dan fasilitas lain dengan dana pribadi terutama soal rumput lapangan.
"Mohon maaf saya cerita stadion Demang Lehman (Martapura) saja tahun ini kami keluarkan dana Rp 1,2 miliar untuk perbaikan lampu soalnya Barito Putera juga akan main disana," pungkas Hasnur.
Hasnur mencontohkan stadion di Madura dan Bali yang pengelolaannya dilakukan klub dengan kerja sama antara pemerintah setempat hasilnya stadionnya cukup megah dan terawat.(bir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Laga Uji Coba Barito Putera Kontra PSCS Cilacap Terancam Batal
Redaktur & Reporter : Budi