jpnn.com, JAKARTA - Pengamat asuransi Irvan Raharjo meyakini manajemem baru PT Asuransi Jiwasraya mampu memperbaiki kinerja perseroan di tengah upaya penyelesaian polis JS Saving Plan.
Sebagai langkah awal perbaikan, Irvan menyarankan manajemen baru untuk menghentikan penjualan produk investasi JS Saving Plan.
BACA JUGA: Kementerian BUMN Berkomitmen untuk Sehatkan Jiwasraya
Ini lantaran kasus tunda bayar polis JS Saving Plan terjadi karena adanya kesalahan manajemen yang lalu dalam menempatkan portofolio investasi yang menyebabkan perusahaan kesulitan likuiditas.
"Bisa, bisa, nomor satu stop Saving Plan itulah. Saving lan itu sifatnya investasi bukan proteksi saja dan kedua dia harus membuat profiling yang sangat detail supaya tidak salah penempatan. Jadi intinya Saving Plannya di-stop lah," ujar Irvan di Jakarta, Kamis (17/1).
BACA JUGA: Kasus Jiwasraya Akumulasi Permasalah Lama
Selain langkah tersebut, untuk memperkuat likuiditasnya Jiwasraya diharapkan fokus menjual kembali produk murni asuransi seperti asuransi kecelakan, asuransi kesehatan dan lain-lain.
"Selain itu, ya digitalisasi, menjual melalui digital. Terus aset nonproduktif seperti gedung-gedung tua dikerjasamakan, dan dioptimalkan. Sekarang zamannya sudah serba digital, ada bisnis hotel tanpa punya hotel, bisnis transportasi tanpa punya mobil, kan ngapain juga Jiwasraya mesti punya gedung besar seperti itu nggak ada nilai produktifnya. Dijadikan hotel, cafe kan masih bisa itu," jelas Irvan.
BACA JUGA: Para Pemegang Polis JS Saving Plan Diminta Tetap Tenang
Sejauh ini, Jiwasraya telah memiliki sejumlah strategi dalam meningkatan kinerja perseroan sepanjang 2019 dan memenuhi kewajiban polis produk JS Saving Plan.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Seperti ini Strategi Jiwasraya Genjot Kinerja 2019
Redaktur & Reporter : Yessy