JAKARTA - Manajemen Thamrin Nine Plaza atau Plaza UOB tidak mau disalahkan atas musibah banjir yang terjadi di parkiran basement gedung milik mereka yang menewaskan dua orang pekerja yang terjebak banjir. Mereka beralasan bahwa kejadian itu murni bencana.
"Kejadian ini murni bencana, seperti Bapak-bapak tahu, Jakarta saat ini sedang dilanda banjir. Penyebab insiden ini adalah pecahnya dam (tanggul) Latuharhari," kata Bangga Nirwanjaya, General Manajer Thamrin Nine Plaza, gedung UOB, saat konferensi pers di gedung itu, Sabtu (19/1) malam.
Dia menyebutkan, saat kejadian, limpahan banjir dari dam Latuharhari menuju gedung mereka berlangsung cukup cepat, sehingga menggenangi basement gedung.
"Jadi secara drainase, gedung kita sudah berjalan normal, sistem juga berjalan baik, tapi dengan konsisi seperti ini, pompa kita tidak sanggup menghalangi derasnya air," ujarnya.
Dia juga menambahkan, sebelum banjir menggenangi basement, Kamis (17/1) pagi, manajemen gedung sudah melakukan tindakan prefentif. Namun karena dam Latuharhari pecah diluar dugaan dan tak terbendung.
"Air dari sisi utara balik ke sini. Di belakang juga ada kali besar. Jadi air kumpul di sini. Prosedur evaluasi saat kejadian kita sudah lakukan, baik evakuasi orang, kendaraan sudah sesuai SOP," jelas Bangga.
Diketahui, dalam bencana di basment gedung UOB, dua orang cleaning service meninggal dunia di basment 1, yakni Abdul Arif Agus ditemukan Sabtu (19/1) pukul 06.30 WIB dan Haridianto Eko ditemukan pukul 16.00 WIB. Sedangkan dua korban lain Tri Susanto dan Tito selamat.(Fat/jpnn)
"Kejadian ini murni bencana, seperti Bapak-bapak tahu, Jakarta saat ini sedang dilanda banjir. Penyebab insiden ini adalah pecahnya dam (tanggul) Latuharhari," kata Bangga Nirwanjaya, General Manajer Thamrin Nine Plaza, gedung UOB, saat konferensi pers di gedung itu, Sabtu (19/1) malam.
Dia menyebutkan, saat kejadian, limpahan banjir dari dam Latuharhari menuju gedung mereka berlangsung cukup cepat, sehingga menggenangi basement gedung.
"Jadi secara drainase, gedung kita sudah berjalan normal, sistem juga berjalan baik, tapi dengan konsisi seperti ini, pompa kita tidak sanggup menghalangi derasnya air," ujarnya.
Dia juga menambahkan, sebelum banjir menggenangi basement, Kamis (17/1) pagi, manajemen gedung sudah melakukan tindakan prefentif. Namun karena dam Latuharhari pecah diluar dugaan dan tak terbendung.
"Air dari sisi utara balik ke sini. Di belakang juga ada kali besar. Jadi air kumpul di sini. Prosedur evaluasi saat kejadian kita sudah lakukan, baik evakuasi orang, kendaraan sudah sesuai SOP," jelas Bangga.
Diketahui, dalam bencana di basment gedung UOB, dua orang cleaning service meninggal dunia di basment 1, yakni Abdul Arif Agus ditemukan Sabtu (19/1) pukul 06.30 WIB dan Haridianto Eko ditemukan pukul 16.00 WIB. Sedangkan dua korban lain Tri Susanto dan Tito selamat.(Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Normalisasi Ciliwung Terkendala Lahan Relokasi Penduduk
Redaktur : Tim Redaksi