Bagi Nouldy, kesempatan memperebutkan gelar juara dunia itu merupakan kali pertama baginya. Dengan statusnya sebagai pemegang sabuk juara kelas bantam PABA, dia menghuni ranking kedelapan WBA. Sementara bagi Kameda, duel yang berlangsung di Yokohama Arena itu merupakan laga mempertahankan gelar juara dunia untuk kali keempat.
Berdasar laporan fightnews, Kameda sudah mendominasi pertarungan sejak ronde pertama. Kemenangan KO (knockout) sudah diperkirakan ketika Nouldy beberapa kali tersudut dengan pukulan kombinasi sang juara bertahan. Meski demikian, Nouldy mampu bertahan dan menyelesaikan 12 ronde pertarungan.
Tiga hakim pertandingan memberikan poin kemenangan untuk Kameda. 117-110, 118-110 dan 115-113 untuk Kameda. Hasil itu menjadi kekelahan nomor sebelas sepanjang karir profesional Noldy. Dari 36 pertarungan, dia menang 24 kali dan 15 di antaranya dengan KO, ditambah sekali seri.
Sementara, Kameda tetap gagal merealisasikan sesumbarnya untuk mengakhiri duel dengan kemenangan KO. Petinju 25 tahun itu baru sekali kalah dari 29 kali naik ring, dengan 28 kemenangan yang 17 kali di antaranya dengan KO.
Hasil tersebut membuat Indonesia tetap hanya memiliki satu petinju juara dunia saat ini. Gelar juara dunia masih dimiliki Chris John. Petinju yang memiliki julukan The Dragon itu memegang gelar Super Champion Kelas bulu versi WBA.
Tahun lalu. Indonesia memiliki dua juara dunia, setelah M. Rachman membuat kejutan di Thailand. Dia merebut gelar juara dunia kelas terbang mini WBA dari tangan petinju Thailand Kwanthai Sithmorseng. Sayang, dia tak mampu mempertahankan gelarnya tiga bulan kemudian saat berhadapan dengan petinju Thailand lainnya, Pornsawan Porpramook, saat laga berlangsung di Indonesia, Juli 2011. (ady/diq)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dilibas Madrid, Apoel Nicosia Peroleh Pengalaman Berharga
Redaktur : Tim Redaksi