SOUTHAMPTON - Tidak hanya UEFA yang menerapkan Financial Fair Play. Premier League ikut mengadopsi regulasi itu dengan menyepakati sebuah proposal yang membatasi pengeluaran klub sekaligus meminimalkan kerugian klub maksimal GBP 105 juta (Rp 1,59 triliun) dalam rentang tiga tahun (2013-2016).
Sebanyak 13 dari 20 kontestan Premier League musim ini telah menyepakati proposal itu midweek lalu (7/2). Bagi klub yang melanggar ketentuan tersebut, otoritas Premier League tidak segan untuk menjatuhkan sanksi tegas berupa pengurangan poin.
Meski sudah ada kesepakatan, pihak-pihak yang berseberangan belum legawa menerimanya. Salah satunya dari Manchester City. Juara bertahan Premier League itu merupakan satu dari enam klub yang menolak proposal selain Aston Villa, Fulham, Southampton, Swansea City, dan West Bromwich Albion. Satu klub lainnya, Reading, abstai
City yang jor-joran dalam belanja pemain sejak diakuisisi bos Abu Dhabi United Group, Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, lima tahun lalu itu memang yang paling dirugikan atas proposal tersebut. City wajar keberatan karena investasi mereka berbuah hasil seiring raihan tiga gelar (Piala FA 2011 serta Premier League dan Community Shield 2012).
"Saya tidak setuju dengan proposal itu. Jika saya orang kaya, saya akan membelanjakan seluruh uang yang saya miliki untuk tim saya," kata pelatih City Roberto Mancini jelang laga di kandang Southampton dini hari tadi WIB (10/2) kepada Daily Mail.
"Kami tidak bisa mengubah kebijakan karena kami harus membeli pemain bagus dan membeli pemain bagus berarti harus mengeluarkan uang," imbuh pelatih yang menangani City sejak Desember 2009 tersebut.
Mancini juga mengungkapkan, City malah lebih senang tidak selalu mengeluarkan banyak uang untuk membeli pemain bagus. Yang jadi masalah, lanjut pelatih asal Italia itu, klub dari pemain incaran City mematok harga lebih mahal.
"Harga pemain itu sebenarnya hanya GBP 10 juta. Tapi, ketika kami yang mengincarnya, mereka memasang banderol GBP 30 juta. Inilah yang harus dimengerti semua pihak dan dicarikan solusi," tutur Mancini. (dns)
Sebanyak 13 dari 20 kontestan Premier League musim ini telah menyepakati proposal itu midweek lalu (7/2). Bagi klub yang melanggar ketentuan tersebut, otoritas Premier League tidak segan untuk menjatuhkan sanksi tegas berupa pengurangan poin.
Meski sudah ada kesepakatan, pihak-pihak yang berseberangan belum legawa menerimanya. Salah satunya dari Manchester City. Juara bertahan Premier League itu merupakan satu dari enam klub yang menolak proposal selain Aston Villa, Fulham, Southampton, Swansea City, dan West Bromwich Albion. Satu klub lainnya, Reading, abstai
City yang jor-joran dalam belanja pemain sejak diakuisisi bos Abu Dhabi United Group, Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, lima tahun lalu itu memang yang paling dirugikan atas proposal tersebut. City wajar keberatan karena investasi mereka berbuah hasil seiring raihan tiga gelar (Piala FA 2011 serta Premier League dan Community Shield 2012).
"Saya tidak setuju dengan proposal itu. Jika saya orang kaya, saya akan membelanjakan seluruh uang yang saya miliki untuk tim saya," kata pelatih City Roberto Mancini jelang laga di kandang Southampton dini hari tadi WIB (10/2) kepada Daily Mail.
"Kami tidak bisa mengubah kebijakan karena kami harus membeli pemain bagus dan membeli pemain bagus berarti harus mengeluarkan uang," imbuh pelatih yang menangani City sejak Desember 2009 tersebut.
Mancini juga mengungkapkan, City malah lebih senang tidak selalu mengeluarkan banyak uang untuk membeli pemain bagus. Yang jadi masalah, lanjut pelatih asal Italia itu, klub dari pemain incaran City mematok harga lebih mahal.
"Harga pemain itu sebenarnya hanya GBP 10 juta. Tapi, ketika kami yang mengincarnya, mereka memasang banderol GBP 30 juta. Inilah yang harus dimengerti semua pihak dan dicarikan solusi," tutur Mancini. (dns)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Chelsea Bungkam Wigan Athletic
Redaktur : Tim Redaksi