Mandiri Aku Tantangan Bisnis Kartu Kredit Berat

Sabtu, 04 Februari 2017 – 01:29 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - jpnn.com - Pertumbuhan volume transaksi kartu kredit dicatatkan Bank Mandiri di wilayah Kaltim sepanjang tahun lalu.

Sayangnya, risiko juga ikut meningkat yang tergambar lewat naiknya posisi kredit macet.

BACA JUGA: Investasi Emas Bikin Selalu Kaya

Customer Card Head Bank Mandiri Region IX Kalimantan Ismayudianto mengatakan, tahun lalu, pihaknya mencatatkan pertumbuhan volume transaksi sebesar sepuluh persen, atau bertambah sekitar Rp 1,2 triliun dari tahun sebelumnya.

Kaltim menjadi daerah dengan volume transaksi tertinggi, di posisi Rp 2 triliun.

BACA JUGA: Pertamina Bakal Bangun Depo BBM di Sukabumi

“Biasanya volume transaksi tumbuh di angka 30 persen. Namun, karena kondisi ekonomi yang lesu seperti ini, transaksi tidak tumbuh signifikan,” ucapnya kepada Kaltim Post, belum lama ini.

Ironisnya, terjaganya pertumbuhan transaksi di level positif itu tak diikuti dengan kualitas kolektabilitas dari nasabah.

BACA JUGA: Delay Lagi, Lion Air Minta Maaf

Tren macet pelunasan tagihan kartu kredit justru ikut meningkat.

“Tren kredit macet ini sebetulnya jarang terjadi di Kaltim. Baru terlihat sejak perekonomian di daerah ini tumbuh minus,” lanjut Ismayudianto.

Menurutnya, kredit tanpa agunan juga membuat mereka sulit dalam melakukan penagihan. Mayoritas penunggak, kata dia, ada di level collect 1.

 Kondisi itu pun disiasati dengan meringankan beban nasabah, dari nilai cicilan, durasi tenor pelunasan, hingga iming-iming diskon jika mereka langsung membayar lunas.

“Saat ini kami sudah hati-hati dalam menawarkan produk kartu kredit. Sekarang, kami lebih memilih menawarkan nasabah yang sudah memiliki rekening Mandiri, ketimbang menawarkan di luar. Kami upayakan menjadi raja di kandang dulu,” tuturnya.

Meski volume transaksi tumbuh terbatas, jumlah pemakai kartu kredit Bank Mandiri tercatat naik signifikan, sebesar 25 persen.

Saat ini, bank pelat merah itu mengklaim sudah memiliki sekitar 250 ribu nasabah kartu kredit di area Kaltim.

Pengguna kartu kredit, lanjut Ismayudianto, mayoritas memang berada di Balikpapan dan Samarinda.

Selebihnya tersebar di daerah yang sudah dijangkau kantor cabang.

Dia mengakui sulitnya melakukan penetrasi ke pasar di Kaltim.

Banyaknya titik lokasi dengan infrastruktur sistem pembayaran yang minim, menjadi kendala mereka dalam melakukan pengembangan bisnis. (aji/man/k18)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemda Lebih Fokus Infrastruktur, Perumahan Terabaikan


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler