Manfaat Mengganti Junk Food untuk Kesehatan Jantung

Jumat, 04 Desember 2020 – 10:34 WIB
Ilustrasi logo telur. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - ANDA tentunya sudah mengetahui kalau terlalu sering mengonsumsi junk food tidak baik untuk tubuh, terutama jantung.

Salah satu solusi yang bisa Anda lakukan adalah dengan mengganti makanan junk food.

BACA JUGA: Junk Food Menyebabkan Peningkatan Alergi Makanan?

Anda bisa mengganti burger, steak dengan kacang-kacangan, telur, dan produk susu.

Hal ini bisa mengurangi risiko Anda terkena penyakit jantung sebanyak 20 persen, menurut sebuah studi baru dalam jurnal The BMJ.

BACA JUGA: Hipertensi Menyebabkan Ini Pada Jantung

Untuk sampai pada temuan ini, para peneliti dari Harvard TH Chan School of Public Health mengamati 43.272 pria Amerika selama 30 tahun.

Kemudian mengumpulkan data tentang kebiasaan makan, gaya hidup, dan hasil kesehatan mereka. Tidak ada peserta yang memiliki penyakit kardiovaskular pada awal penelitian.

BACA JUGA: 4 Kiat untuk Menghindari Makan Junk Food

Seperti dilansir dari Insider, Jumat, hasil studi menunjukkan, mereka yang makan lebih banyak protein nabati seperti kacang-kacangan memiliki risiko 14 persen lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular selama penelitian.

Pria di atas usia 65 tahun tampaknya paling diuntungkan karena risikonya terkena penyakit kardiovaskular 18 persen lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang malah mengonsumi daging merah.

Para peneliti juga menemukan, orang yang mengonsumsi produk susu dan biji-bijian daripada daging merah memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang jauh lebih rendah.

Hal yang sama berlaku untuk peserta yang makan telur alih-alih daging olahan.

Daging merah dan olahan mengandung lemak jenuh, kolesterol tinggi, yang semuanya berhubungan dengan risiko penyakit jantung.

" Sebaliknya, makanan nabati tinggi serat, antioksidan, dan polifenol dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit," kata Laila Al-Shaar, peneliti pascadoktoral di Harvard T.H. Chan School of Public Health dan penulis utama studi ini.

Namun, studi tersebut melihat makanan utuh, bukan nutrisi tertentu, jadi kemungkinan kombinasi faktor terlibat.

Temuan ini mendukung peneliti sebelumnya yang menunjukkan terlalu banyak daging merah dan olahan terkait dengan konsekuensi kesehatan jangka panjang, yakni risiko penyakit seperti kanker yang lebih tinggi.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler