jpnn.com, TINANGGEA - Pengelola Bandara/ Lanud Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara memperkuat kerja sama dengan Manggala Agni Daops Tinanggea untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan.
Langkah kerja sama ini menjadi penting bagi para pihak terkait untuk bersama-sama melakukan pengamanan salah satu obyek vital di Sulawesi Tenggara ini dari ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
BACA JUGA: Karhutla TN Gunung Ciremai Berhasil Dipadamkan
Terutama dari dampak asap yang akan menganggu penerbangan di sekitar bandara.
Dalam lingkup kerjasama itu, telah dibentuk posko bersama. Tim Manggala Agni ditempatkan di posko dan didukung oleh personel bandara/ lanud.
BACA JUGA: Menteri Siti Ajak Cinta Lingkungan Mulai dari Ponpes
Dalam tugas pengamanan tersebut Manggala Agni juga dapat memanfaatkan menara pengawas yang berada di sekitar bandara/lanud.
Kampanye pencegahan karhutla melalui pemasangan spanduk dan dialog interaktif di radio juga diupayakan bersama.
BACA JUGA: Perhutanan Sosial Wujudkan Kesejahteraan Rakyat Â
Direktur Pengendalian Karhutla KLHK, Raffles B. Panjaitan menegaskan bahwa dalam melaksanakan tugasnya mengendalikan karhutla di lapangan, Manggala Agni harus terus membangun kerjasama yang baik dengan para pihak.
"Dengan membangun kerjasama yang baik dengan pihak terkait lainnya, akan sangat mendukung upaya-upaya pengendalian karhutla, karena tantangan yang tidak mudah yang dihadapi di lapangan," jelas Raffles.
Pada pemadaman karhutla di sekitar lokasi bandara/lanud Haluoleo, kecelakaan terjadi pada mobil tangki slip on unit Manggala Agni Daops Tinanggea yang digunakan untuk pemadaman.
Kejadian itu terjadi di Desa Amaipua Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan yang terletak sekitar 1 Km dari Bandara/Lanud (13/10).
Pada awalnya asap terpantau dari Bandara Haluleo. Tim dengan Mobil tanki lapangan segera meluncur melakukan pemadaman.
Letak sumber air cukup jauh dari lokasi kebakaran sehingga mobil tanki slip on unit itu harus bolak-bolak menyediakan air untuk pemadaman.
Pada saat mengangkut air inilah kendaraan roda empat ini terperosok di lubang yang tertutup alang-alang.
Kondisi angin yang berubah-ubah semakin cepat sehingga api merambat cepat ke arah mobil. Api sempat menyambar mobil namun tidak terjadi ledakan. Beruntung tidak terjadi korban pada peristiwa tersebut.
Faktor cuaca yang sangat ekstrim, kecepatan dan arah angin, serta sulitnya sumber air dan akses menuju lokasi, serta kebakaran yang terjadi serentak di beberapa lokasi menjadi tantangan dalam upaya pemadaman di wilayah Sulawesi Tenggara ini.
Dalam beberapa waktu ini saja, Manggala Agni Daops Tinanggea harus berusaha keras melakukan pemadaman di wilayah Kabupaten Konawe Selatan, Bombana, Kolaka Timur, serta pengamanan area Bandara/Lanud Haluoleo.
Tantangan tersebut tidak menyurutkan semangat Manggala Agni untuk terus mengendalikan karhutla.
Kecelakaan yang terjadi pada peristiwa pemadaman di sekitar bandara/ lanud menjadi pembelajaran bahwa dalam upaya pengendalian karhutla, Manggala Agni harus mempertaruhkan jiwa dan raganya.
Kehati-hatian dalam bertugas sangat dituntut dalam tugas Manggala Agni, karena keselamatan adalah utama.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bukan Hanya Konglomerat, Rakyat juga Berhak Atas Tanah
Redaktur & Reporter : Natalia