Mangindaan Ungkap Tantangan Terbesar Indonesia

Sabtu, 07 Oktober 2017 – 14:51 WIB
Wakil Ketua MPR E.E. Mangindaan ketika membuka seminar nasional bertema Merawat Kebhinnekaan dalam Meneguhkan Ke-Indonesiaan di Balairung Kirana, Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Sabtu (7/10). Foto: MPR

jpnn.com, JAKARTA - Tantangan utama bangsa Indonesia saat ini bukanlah melawan penjajah atau pemberontak.

Bukan pula melawan gejala kuat untuk mengubah dasar negara atau bentuk negara seperti yang pernah terjadi dalam sejarah kehidupan berbangsa di Indonesia.

BACA JUGA: Empat Pilar Strategis untuk Membangun Kepemimpinan Nasional

Tantangan Indonesia saat ini adalah menjaga kemajemukan dan rasa persatuan yang merupakan kekayaan dan kekuatan bangsa.

Hal itu diungkapkan Wakil Ketua MPR E.E. Mangindaan ketika membuka seminar nasional bertema Merawat Kebhinnekaan dalam Meneguhkan Ke-Indonesiaan di Balairung Kirana, Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Sabtu (7/10).

BACA JUGA: MPR Puji Kontribusi Tokoh Islam Dalam Menjaga Keutuhan NKRI

Seminar ini diselenggarakan Fraksi Partai Demokrat MPR RI. Seminar dihadiri anggota MPR Melani Leimena Suharli dan Fandi Utomo.

Narasumber seminar, antara lain, anggota Badan Pengkajian MPR Muslim, Nuning Rodiyah (KPI), Masyhuril Khamis (tokoh agama), Andy Ventriyani (Komisioner Komnas Perempuan 2010 -2014).

BACA JUGA: Pendidikan Kebangsaan Untuk Mencetak Generasi Muda Patriotik

Menurut Mangindaan, bangsa Indonesia membutuhkan kebersamaan dan persatuan dalam menghadapi dinamika masyarakat.

"Untuk itu, perlu kesadaran dan komitmen seluruh bangsa untuk menghormati kemajemukan bangsa Indonesia dalam upaya mempersatukan bangsa demi tegaknya NKRI," kata Mangindaan.

Mangindaan menjelaskan, konstruksi keindonesiaan pada dasarnya terbangun dari roh dan elemen-elemen masyarakat yang heterogen, baik secara suku, budaya, agama, bahasa, maupun alamnya.

Para pendiri bangsa sangat menyadari bahwa kebijakan harus selalu didasarkan pada prinsip demokrasi yang berbasis kebinekaan.

"Keberagaman karakteristik suku, bahasa, daerah, dan budaya, tidak menjadi penghalang bagi pendiri bangsa untuk menjatuhkan pilihannya pada bentuk negara kesatuan," imbuh Mangindaan.

Berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), lanjut Mangindaan, melalui perjuangan dengan berbagai peristiwa dan catatan sejarah.

"Jas Merah, jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Pesan itulah yang harus kita pahami dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini. Sejarah bangsa jangan sampai dilupakan," imbuhnya.

Mangindaan menambahkan, pengalaman masa lalu mengajarkan bahwa masyarakat Indonesia perlu menjadikan keragaman dan segala perbedaan untuk mempererat serat-serat kebangsaan yang kerap rapuh terputus.

"Perlu peran perawat kebinekaan untuk membangun kebersamaan dan menjadikan keberagaman sebagai mutiara kebangsaan. Kita harus menghayati bahwa perjalanan NKRI mempunyai ciri khas yaitu kebinekaan suku, budaya, dan agama," pungkasnya. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Zulkifli Hasan: Apa-apa Diimpor


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
MPR  

Terpopuler