Manipulasi Data Bidikmisi, Langsung Dicoret

Senin, 08 Juli 2013 – 16:36 WIB
JAKARTA - Panitia seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBM PTN) menegaskan, rektor seluruh PTN sepakat untuk langsung mengeluarkan (drop out) peserta lolos seleksi dari program beasiswa pendidikan mahasiswa miskin (Bidikmisi) bila diketahui memanipulasi data kemiskinannya.

Sekretaris Panitia SBMPTN Rohmat Wahab mengatakan, hal itu dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran calon peserta bidikmisi.  "Jangan sampai dana bidikmisi dipakai untuk menambah penghasilan orangtua," kata Rohmatdi Kemdikbud, Senin (8/7).

Dia mencontohkan di UNY, melalui proses SNMPTN bulan lalu sudah diterima sebanyak 586 calon mahasiswa program bidikmisi, tapi hanya 494 yang divisitasi dengan mengerahkan semua jajarannya.

"Dari 494 calon itu, Alhamdulillah di tengah jalan ada 3 orang mengubah jadi pembayar. Karena mereka  punya sepeda motor tiga, ada usaha, jadi tidak layah terima bidikmisi," kata Rektor UNY itu.

Nah, bagi calon mahasiswa baru yang belum divisitasi oleh pihak universitas, Rohmat meminta dengan kesadaran untuk melakukan perubahan sendiri. Kesempatan itu diberikan sebelum proses perkuliahan dimulai.

"Yang belum divisitasi status kemiskinannya memang kita minta melakukan perubahan. Kita berikan kesempatan. Bila belakang diketahui mereka kaya, akan dikeluarkan, jadi tidak ada toleransi," tegas Rohmat.

Pengumuman hasil SBMPTN Senin (8/7) sore berisi nama-nama 109.853 orang peserta yang lolos masuk 62 PTN yang mengikuti jalur SBMPTN. Nah, dari jumlah itu sebanyak 13.975 orang merupakan calon mahasiswa program bidikmisi.

Tahun ini ada 10 PTN penerima beasiswa Bidikmisi terbanyak, yakni Universtas Negeri Semarang, Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Trunojoyo, Universitas Brawijaya, Universitas Jember, Universitas Sebelas Maret, Universitas Negeri Malang, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Andalas, dan Universitas Negeri Yogyakarta.(Fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Studi Banding di Singapura, Mahasiswa Poltekkes Tertinggal

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler