jpnn.com - jpnn.com - Anggota Komisi III DPR I Putu Sudiartana, tersangka suap pengurusan penambahan dana alokasi khusus (DAK) pembangunan dan perawatan jalan di Sumatera Barat menangis.
Mantan anak buah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Partai Demokrat (PD) itu malu dan menyesali perbuatannya. Dia mengaku tidak paham hukum.
BACA JUGA: Anak Buah SBY Minta Polri Tak Sentuh Mpok Sylvi Dulu
"Benar-benar saya tidak paham, saya malu sama ketua DPR, sama ketua Komisi III. Saya minta maaf," kata Putu saat menjalani pemeriksaan sebagai terdakwa di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (30/1).
Politikus asal Bali itu meminta dihukum seadil-adilnya agar bisa kembali menjalani kehidupan di masyarakat.
BACA JUGA: PAN Lirik Gerindra dan NasDem, Demokrat Cuek
"Saya salah dan saya sudah memahami kesalahan saya," imbuhnya.
Meski brgitu, Putu tak mengakui pernah meminta fee Rp 1 miliar, yang akhirnya disetujui Rp 500 juta oleh pengusaha terkait pengurusan penambahan DAK.
BACA JUGA: Anang: Cinta Tanah Air Bagian dari Iman
Dia mengklaim baru tahu diberi uang untuk pengursan APBN Perubahan saat dikirim Rp 100 juta oleh Yogan Askan, koleganya sesama kader PD.
"Saya tidak pernah meminta," tegasnya.
Putu mengaku upayanya menambah DAK untuk jalan di Sumbar atas permintaan Yogan. Awalnya, Yogan meminta bantuan agar bisa diangkat sebagai ketua DPD PD Sumbar.
Hanya saja saat pertemuan di hotel Ambara, Jakarta Selatan, Yogan terang-terangan meminta bantuannya untuk penambahan DAK Sumbar.
"Yogan minta tolong saya urus dan bantu lewat APBN-Perubahan 2016," katanya.
Putu mencoba membantu Yogan dengan menghubungi anggota Badan Anggaran DPR, salah satunya Wihadi Wiyanto.
Menurut Putu, politikus Partai Gerindra itu menjanjikan membantu anggaran yang diminta untuk Sumbar.
"Saya minta ke Pak Wihadi, 'Kalau anda punya kuota, bantulah orang Padang'," ujar dia.
Putu mengaku diminta Wihadi menyiapkan proposal. Menurut dia, saat rapat paripurna APBNP 2016, Wihadi menghubunginya dan meminta bertemu di toilet gedung DPR.
Putu mengatakan, Wihadi sempat menanyakan apakah para pengusaha telah menyiapkan uang untuk meloloskan anggaran yang diminta.
"Pak Wihadi menanyakan apakah pengusaha sudah siapkan amunisi," katanya.
Putu mengartikan amunisi yang dimaksud Wihadi adalah uang untuk menyelesaikan komitmen.
"Dalam pikiran saya seperti itu, amunisi untuk kontraktornya," ungkap Putu. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Anak Buah SBY Malu dan Minta Maaf
Redaktur & Reporter : Boy