Mantan Bupati Ditahan, Pasukan TNI Ikut Disiagakan

Rabu, 27 Oktober 2021 – 13:54 WIB
Komandan Kodim 1702/Jayawijaya Letnan Kolonel Infantri Arif Budi Situmeang. (ANTARA/Marius Frisson Yewun)

jpnn.com, JAYAPURA - Pasukan TNI ikut disiagakan untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan, menyusul penahanan mantan bupati Yalimo Lakius Peyon.

Lakius ditahan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi bantuan sosial.

BACA JUGA: Nama Pejabat Kemensos Dicatut, Pelaku Inisial M, Siap-siap Saja Sudah Dilaporkan

Menurut Komandan Kodim 1702/Jayawijaya Letnan Kolonel Infantri Arif Budi Situmeang, personel disiagakan sebagai bentuk dukungan pada kepolisian.

Menurut Situmeang ada aksi unjuk rasa dari pendukung Peyon yang merupakan peserta pemilu bupati dan wakil bupati Yalimo itu.

BACA JUGA: Mohon Maaf, Pemerintah Terpaksa Hapus Cuti Bersama Natal 2021

"Kalau ada permintaan dari kepolisian untuk melapis jika ada tindakan-tindakan anarkis, kami siap untuk membantu mengamankan Kabupaten Yalimo yang masih masuk dalam wilayah teritorial Kodim 1702/Jayawijaya," ujar Situmeang dalam keterangannya, Rabu (27/10).

Letkol Situmeang membenarkan telah menerima laporan sejak pagi massa menuju Polres Yalimo untuk menyerahkan aspirasi agar polisi membebaskan Peyon.

BACA JUGA: BUMN Kebanggaan Bangsa ini Terlilit Banyak Utang, Terancam Bangkrut, Ayo Selamatkan

Massa menduga penetapan tersangka berkaitan dengan pilkada yang hendak dilaksanakan di sana.

"Memang benar ada unjuk rasa dari massa yang merasa tidak puas dengan masalah ini."

"Namun, sampai saat ini belum ada penonjolan dampak dari aksi unjuk rasa seperti perusakan dan lain-lain," katanya.

Dia memastikan situasi di Yalimo masih kondusif dan tidak ada aksi pemalangan akses jalan darat antarkabupaten Yalimo-Jayawijaya.

"Tidak ada gangguan dengan lintasan jalan darat Wamena-Yalimo, hanya jembatan kilometer 97 yang kemarin dirusak namun sudah ada warga yang melakukan perbaikan sementara," katanya.

Situmeang mengimbau masyarakat Yalimo tidak menjadikan politik pilkada sebagai media untuk memecah belah persaudaraan.

"Semua masyarakat Yalimo itu bersaudara. Jangan menjadikan politik sebagai bentuk perpecahan dari masyarakat," pungkas Letkol Situmeang.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler