jpnn.com - JAKARTA - Mantan DPP Golkar Ais Anantama Said mengatakan belum terlambat bagi Golkar untuk kembali ke jalan yang benar. Caranya menurut Ais, jalan berdasarkan serapan hati nurani masyarakat kebanyakan yang sudah memutuskan memilih Jokowi sebagai Presiden RI ke 7 dengan Jusuf Kalla sebagai wakilnya.
"Kita menyaksikan dan kemudian mendengar suara rakyat kebanyakan pasca debat capres-cawapres pertama, Senin (9/6) yang memperlihatkan kehebatan pasangan nomor urut 2 dan sekaligus semakin mengokohkan pilihan rakyat ke Jokowi-JK," kata Ais Anantama Said, kepada wartawan, Selasa (10/6).
Ais menilai Golkar wajib waras dan tidak perlu ragu untuk mengarahkan ulang dukungannya ke Jokowi-JK. Dia juga meminta pengurus daerah untuk tidak perlu ragu lagi untuk melengserkan jajaran kepengurusan pimpinan Ical.
"Ical beserta kroninya harus dibersihkan secepat mungkin. Tidak perlu menunggu Munas tahun depan. Tidak perlu menunggu presiden baru Jokowi dilantik," katanya.
Menurut putra mantan Ketua Mahkamah Agung era Soeharto, Golkar sekarang sudah kehilangan jatidiri dan tidak punya integritas yang bisa dibanggakan.
BACA JUGA: Terus Temui Kiai untuk Tepis Kabar Miring tentang Jokowi
"Golkar adalah pememang pemilu legislatif kedua setelah PDIP. Tapi Golkar kehilangan arah dan tidak punya gereget politik sehingga sekarang terlihat hanya seperti penggembira parpol lain alias jadi pom-pom boys!".
"Golkar waras for Jokowi!. Ini harga mati. Rakyat melek betul, siapa yang bisa membawa mereka ke tingkat kehidupan yang lebih baik lagi," tegas Ais Said.
Terakhir Ais menyebut sejumlah kader Golkar yang dia nilai sudah di jalan yang benar.
"Ginandjar Kartasasmita dan putranya, Agus Gumiwang, Fahmi Idris, Wakil Ketua Dewan Penasehat Luhut Panjaitan, Eksponen Tri Karya Ormas Golkar dibawah koordinasi Zaenal Bintang, anggota Komisi III Golkar Nudirman Munir, kader muda Poempida, dan Indra Piliang. Mereka tersebut sudah berada di jalan yang benar," pungkasnya.(fas/jpnn)
BACA JUGA: Tak Menyentuh Subtansi, ICW Minta KPU Ubah Format Debat Capres
BACA JUGA: Kasus Suryadharma Ali Bikin Pengawai Kemenag Khawatir
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Tidak Bisa Bedakan BPJS Dengan Kartu Indonesia Sehat
Redaktur : Tim Redaksi