Mantan Kapolda DIY Akui Berkomunikasi dengan Pangdam dan Danrem

Bahas Penanganan Empat Preman Pengeroyok Kopassus

Senin, 08 April 2013 – 11:16 WIB
JAKARTA - Brigjen Sabar Raharjo resmi melepas jabatannya sebagai Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dia dimutasi kembali ke Mabes Polri. Pagi ini Sabar melaksanakan upacara menyerahkan jabatannya kepada Brigjen Pol Haka Astana di Mabes Polri.

Sempat beredar dugaan bahwa Sabar dicopot dari jabatannya sebagai perwira polisi nomor satu di DIY karena terkait insiden penembakan empat tahanan di Lapas Cenongan, Sleman, pada 23 Maret lalu oleh anggota Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan. Namun hal ini kembali dibantahnya.

"Oh gak ada. Saya kira ini (mutasi) hal yang wajar sekali, saya di sana sudah 10 bulan. Artinya tepat pada waktunya," kata Sabar ditemui usai sertijabnya yang dilakukan Kapolri Jenderal Timur Pradopo tadi pagi.

Terkait kritik yang dialamatkan kepada dirinya dalam proses pemindahan empat tahanan Polda DIY ke Lapas Cebongan hingga akhirnya tewas diberondong peluru oknum Kopassus, Sabar menyikapinya biasa.

"Saya pindahkan tahanan itu hal yang biasa aja, gak ada hal yang sangat spesial. Kemarin statement saya juga itu hal yang biasa dilakukan," jawab Sabar.

Dia juga tidak mau menanggapi tudingan menyebut dirinya lalai karena terlambat menurunkan petugas penjagaan ke Lapas Cebongan. Sabar menyatakan, ada tidaknya kelalaian yang dia lakukan hanya atasannya yang bisa menilai.

Bahkan terkait komunikasi antara dirinya dengan Pangdam VI Diponegoro sebelum peristiwa penembakan di Lapas Cebongan oleh oknum Kopassus, diakuinya hanya komunikasi biasa membahas penanganan empat tersangka yang sudah dia lakukan dengan cepat.

Dia beralasan komunikasi itu dilakukan agar kasus seperti di OKU tidak terulang kembali. "Saya kan melihat kasus OKU itu, saya evaluasi OKU kurang cepat penanganannya. Anda bisa lihat sendiri, kita tidak sampai 24 jam, kecepatan tindakan saya itu yang saya komunikasikan. Jadi gak ada indikasi apa-apa," tegasnya.

Ditambahkannya, terkait pertemuannya dengan petinggi TNI di Yogyakarta tanggal 19 Maret, pertemuan itu memang terjadi dan dialah yang mengundang Danrem untuk bersama-sama menyaksikan rekaman cctv pengeroyokan Serka Heru di Hugos' Cafe.

"Iya salah satunya itu, saya mengundang Danrem, untuk keterbukaan polisi melihat cctvnya kayak begini. Saya melihat cctv sama-sama (dengan Danrem)," kata Sabar yang menolak disebut sebagai pihak yang dikorbankan dalam kasus Lapas Cebongan.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... IPW Minta KPK Usut Proyek Police Back Bone

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler