jpnn.com - MANTAN presenter berita Grace Natalie nyemplung ke dunia politik. Perempuan mantan CEO Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) itu tidak hanya menjadi sosok figuran, namun langsung memimpin Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Bagaimana awalnya kok bisa terpikir untuk membikin parpol?
BACA JUGA: Kisah Heroik Tim Elite BNN, Hampir Gila 3 Tahun Mengintai tanpa Hasil
Terus terang, saya dulu juga sama sekali nggak terpikir. Ketetapan hati membikin partai, jujur, baru beberapa bulan terakhir. Awalnya dari komunikasi dan diskusi dengan Raja Juli Antoni (Sekjen PSI). Dia di Brisbane (Australia) sedang ambil Phd, saya di Jakarta dengan SMRC. Nah, saat menjelang pemilu, komunikasi kami makin intens dan makin mengarah ke pembentukan partai baru.
Apa sih yang menarik di parpol?
BACA JUGA: Begini Cara Pemerintah Antisipasi Penyebaran Radikalisme di Lapas
Gemes aja melihat pemilu lalu (2014, Red) yang masih diisi orang-orang tua. Sulit sekali ada regenerasi.
Apakah ada ambisi khusus yang ingin diraih? Jadi presiden, misalnya?
BACA JUGA: SK Kemenkum HAM Belum Bisa Jadi Landasan Hukum
Nggak lah. Saya nggak punya keinginan menjadi presiden atau wakil presiden. Yang penting, sekarang yang kami pikirkan hanya menyediakan wadah politik, terutama bagi orang-orang muda. Iya, memang hanya sesimpel itu.
Dari sisi gender, belum banyak perempuan yang jadi ketua umum parpol. Dari sisi umur, bisa jadi Anda juga yang paling muda. Apakah siap bersaing dengan Megawati Soekarnoputri, misalnya?
Siap sekali dong, kenapa tidak? (tertawa kecil).
Apakah PSI ini memang sudah disiapkan serius, ya?
Struktur partai mulai dibentuk dari tingkat pusat hingga daerah. Sudah lebih dari 300 pengurus kabupaten/kota yang terbentuk. Provinsi belum semua, tapi sudah di atas 80 persen. Target kami, awal 2016 sudah beres. Setelah itu, baru deklarasi.
Anggotanya direkrut dari mana saja?
Yang pasti orang-orang muda. Dari berbagai profesi dan lapisan. Sekitar 70 persen perempuan dan semua belum pernah berpartai politik. Sebenarnya ada beberapa wartawan yang sudah menyatakan siap bergabung, tapi belum bisa saya share namanya sekarang.
Mendirikan parpol tentu butuh dana besar. Dari mana duitnya?
Soal dana, itu tentu perlu bagi sebuah parpol. Tapi, kan untuk mengurus partai, tidak mesti harus mahal. Kalau rapat, tidak harus di hotel mewah. Kami lebih mengedepankan jaringan pertemanan. Teman-teman yang mendukung gagasan kami men-support tanpa iming-iming imbalan uang.
Kalau mengandalkan pendukung, apakah cukup?
Ke depan, kami juga ingin melibatkan masyarakat berpartisipasi dalam pendanaan partai. Caranya bagaimana? Masih rahasia (tertawa).
Verifikasi parpol baru tidak mudah. Salah satunya kepemilikan kantor. Sudah siapkah?
Terus terang, saat ini belum ada kantor. Pelan-pelan kami siapkan karena itu memang syarat saat verifikasi. Tapi, untuk saat ini, inilah enaknya kerja bareng anak-anak muda. Meski belum ada kantor, rapat via WA (WhatsApp, salah satu layanan pesan singkat, Red) pun jadi. (dyn/c5/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diam-Diam, Pertamina Resmi Naikkan Harga Elpiji 12 Kg
Redaktur : Tim Redaksi