Mantan Teroris: Deradikalisasi Harus Ditingkatkan

Sabtu, 18 Maret 2017 – 14:43 WIB
ISIS. Foto: AFP

jpnn.com, JAKARTA - Deradikalisasi terhadap terhadap pelaku terorisme dan orang-orang yang telah terjangkit virus radikalisme harus terus dilanjutkan dan ditingkatkan.

Hal itu untuk menanggulangi terorisme di Indonesia.

BACA JUGA: BNPT-Uni Eropa Kuatkan Sinergi Penanggulangan Terorisme

Sejauh ini, deradikalisasi yang dijalankan pemerintah sudah bagus, tapi tetap harus dimaksimalkan agar tepat sasaran dan berhasil mengikis terorisme di Indonesia.

"Deradikalisasi yang dijalankan selama ini saya rasa sudah cukup bagus. Berhasilnya juga signifikan. Buktinya banyak para ikhwan yang dulunya radikal sekarang menjadi moderat," kata mantan teroris Khairul Ghazali, Sabtu (18/3).

BACA JUGA: Polisi Ringkus Dua Navigator Teroris di OKU Selatan

Namun, dia mengakui ada sebagian yang belum 'sembuh' dan kembali ke pemahaman jihad yang salah.

Namun, itu hanya segelintir. Kelompok yang masih mendukung radikalisasi hanya sebagian kecil.

BACA JUGA: Deradikalisasi Manjur Tekan Terorisme di Indonesia

Mantan pelaku teror dan perampokan Bank CIMB Medan ini menilai, langkah pemerintah dengan merangkul para mantan kombatan untuk membantu program deradikalisasi juga cukup efektif.

Pasalnya, orang telah terkena ideologi kekerasan akan sulit didekati oleh orang di luar mereka.

"Salah satu kunci deradikalisasi itu ialah kita harus dekat dengan mantan-mantan pelaku teror itu. Harus dekat dan harus dengan hati. Tidak bisa dengan argumentasi, mereka itu bukan orang yang perlu dinasihati. Karena mereka sudah merasa bahwa mereka bisa dinasihati oleh dirinya sendiri," ungkap Khairul.

Yang lebih bagus lagi, tegas Khairul, adalah pendekatan ekonomi, bukan ideologi. Dari ekonomi baru ini nanti tensi ideologi mereka akan menurun.

"Kenapa? Mereka melihat negara memperhatikan aku, negara memperhatikan anak-anakku, oh negara memperhatikan istri dan keluargaku. Dengan begitu mereka akan melunak, apalagi bila kondisi perekonomiannya juga baik," terang pria yang sekarang aktif membangun pesantren untuk anak-anak korban terorisme di Deli Serdang, Sumatera Utara ini.

Menurutnya, para mantan pelaku aksi terorisme setelah menjalani hukuman pasti butuh pekerjaan agar mereka tidak kembali ke jalan salah.

Karena itu, mereka harus dilatih keterampilan. BNPT sebagai koordinator penanggulangan terorisme di Indonesia bisa bekerja sama dengan lembaga-lembaga lain untuk melatih.

BNPT bisa bekerja sama dengan dinas sosial, pemerintah provinsi, kota/kabupaten di mana mantan teroris itu berada, untuk memantau dan terus mengarahkan mereka.

"Langkah ini harus cepat. Hari itu mereka dibebaskan maka hari itu juga sudah mulai diperhatikan," tukas Khairul.

Khairul mengapresiasi langkah Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius dengan program deradikalisasi dari hulu ke hilir. Menurutnya, apa yg dilakukan kepala BNPT ini bagus.

"Mereka (mantan teroris) itu adalah manusia biasa yang punya hati. Seperti yang saya katakan tadi jangan dikhotbahi macam-macam. Setelah keluar dari penjara mereka jangan distigmakan atau dikucilkan, juga keluarga dan anak-anaknya harus dibantu ekonominya. Setelah itu baru pelan-pelan kita ubah ideologinya. Ini adalah pendekatan yang dilakukan Pak Suhardi Alius, cukup paten. Pendekatan seperti ini sudah dari dulu saya lakukan dan sekarang saya wujudkan dengan membangun pesantren ini," paparnya.

Khairul mencontohkan, dengan memberi pendidikan gratis kepada anak-anak pelaku tindak pindana terorisme.

Dia optimistis suatu saat nanti anak-anak itulah yang justru bisa menyadarkan orang tuanya, terutama tentang pemahaman jihad yang salah.

Dia berharap, ke depan negara lebih masif dan hadir dalam program deradikalisasi. Dia mengungkapkan masih ada sekitar 600-an mantan teroris yang sudah keluar lembaga pemasyarakatan (lapas) dan 200-an masih di dalam lapas.

"Mereka harus didekati dengan hati. Dicari posisinya berada, dibantu ekonominya, dilatih skill-nya. Begitu juga keluarganya, anak-anaknya yang telantar pendidikannya negara harus hadir. Jangan ada pembiaran terhadap mantan-mantan ini, atau orang-orang yang sudah terkena virus radikalisme," tandas Khairul. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Densus Geledah Rumah Penjual Susu terkait Bom Panci


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler