jpnn.com - JAKARTA - Mantan warga binaan Bona Paputungan menyatakan, penegakan hukum di Indonesia masih tidak adil. Ketidakadilan itu berupa sikap penegak hukum kepada narapidana yang berduit dengan yang miskin.
“Saya sebagai warga binaan pada tahun 2010 melihat situasi di Lapas Gorontalo bahwa memang perlakuan hukum yang tidak adil. Penegakan hukum tajam ke bawah tapi sangat tumpul ke atas,” kata Bona dalam diskusi “Bebas Lepas di Lapas” di Cikini, Jakarta, Sabtu (26/9).
BACA JUGA: Nasdem Terserat Kasus Korupsi Bansos di Sumut? Ini Penjelasan Anak Buah Surya Paloh
Penyanyi Andai Aku Gayus Tambunan itu menyatakan, para warga binaan yang tidak memiliki kemampuan ekonomi lebih mengikuti aturan di lapas dibandingkan dengan warga binaan yang berduit. Misalnya saja, warga binaan yang memiliki duit bisa dibesuk pada malam hari.
“Saya melihat di lapangan hukum itu bisa dibeli. Hukum itu bisa dilaksanakan oleh narapidana yang ekonomi ke bawah,” ucap Bona.
BACA JUGA: Menteri Agama: Tempat Curhat Penting Bagi Mereka Dalam Kondisi Seperti Ini
Bona menjelaskan, sistem lapas memberikan pencerahan kepada warga binaan. Namun, hal itu tidak berlaku apabila warga binaan tidak memiliki keinginan untuk berubah.
“Kalau ikhlas, tabah, bersyukur, bisa berubah. Kalau enggak mau berubah, ya gitu-gitu aja hidupnya,” ungkapnya. (gil/jpnn)
BACA JUGA: Hadapi MEA, Menaker Ingatkan Pelajar dan Mahasiswa Tingkatkan Kompetensi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Saran Chef William untuk Sajian Kenegaraan Istana
Redaktur : Tim Redaksi