Mantap... Dulux Catylac Cerahkan Wajah Museum Radya Pustaka Solo

Jumat, 17 April 2015 – 20:59 WIB
Mantap... Dulux Catylac Cerahkan Wajah Museum Radya Pustaka Solo

jpnn.com - JAKARTA - AkzoNobel, perusahaan cat dan pelapis terkemuka di dunia melalui salah satu mereknya Dulux Catylac sekali lagi menegaskan komitmennya terhadap masyarakat lokal dengan melakukan pengecatan dinding luar Museum Radya Pustaka Solo. 

Hal ini merupakan perwujudan dari ide Kota Humanis yang bertujuan untuk menjadikan kawasan perkotaan menjadi lebih inspiratif, berenergi dan bersemangat, khususnya bagi masyarakat Solo. 

BACA JUGA: Yakini Penghapusan Premium Bakal Tekan Penyelewengan BBM

Selain itu, proyek ini diharapkan juga mampu mengembalikan nilai-nilai dan keindahan Museum Radya Pustaka. Proyek pengecatan kembali Museum Radya Pustaka ini dimulai sejak 5 April 2015 dan berakhir di pertengahan April ini.

"Museum merupakan ruang bersama untuk mempelajari dan memahami jati diri kultural dan akar sejarah suatu masyarakat. Begitu pula Museum Radya Pustaka yang merupakan identitas masyarakat Solo," ungkap Jun de Dios, Presiden Direktur PT ICI Paints Indonesia (AkzoNobel Decorative Paints Indonesia) dalam pernyataan persnya, Jumat (17/4). 

BACA JUGA: Pertalite Bakal Singkirkan Premium dalam Dua Tahun

Suasana dan koleksi-koleksi di dalamnya akan membantu pembaca menghayati dan menyelami kehidupan dan akar budaya Jawa. 

"Melalui pengecatan kembali Museum Radya Pustaka, Dulux Catylac ingin menghidupkan kembali nilai-nilai dan keindahannya. Kami berharap museum yang lebih cerah ini akan menarik lebih banyak pengunjung untuk mengenal sejarah lebih jauh,” tambahnya.

BACA JUGA: Diluncurkan Akhir April, Pertamina Berharap Pertalite Diterima Masyarakat

Museum Radya Pustaka Solo didirikan pada 1890 dan merupakan salah satu museum tertua di Indonesia. Saat ini, Museum Radya Pustaka menyimpan sekitar 10.000 jenis koleksi museum, termasuk 173 arca batu dan perunggu hasil kreasi budaya masyarakat Jawa dari ribuan tahun silam. Museum ini juga telah menjadi salah satu destinasi yang menarik bagi pengunjung yang ingin lebih memahami budaya Jawa.

Seperti kota lain di Indonesia, Solo beriklim hujan tropis. Curah hujan yang tinggi dapat membuat dinding mengelupas, serta terserang jamur dan lumut. Dulux Catylac Exterior dilengkapi dengan teknologi Durabond Latex untuk membuat dinding lebih tahan dari serangan hujan dan mencegah cat dari mengupas dari dinding. 

Cat ini juga memiliki Algae-Fungus Resistant yang melindungi dinding dari jamur dan lumut, sehingga dapat memberikan perlindungan lebih terhadap dinding luar museum. "Dulux Catylac Exterior juga dilengkapi dengan teknologi Chroma Brite UV Fight yang mencegah pudarnya warna akibat sinar UV dan membuat dinding lebih tahan lama dan cerah," paparnya.

Warna yang digunakan untuk mempercerah Museum Radya Pustaka adalah warna Putih 888, warna unggulan dari Dulux Catylac Exterior. Selain warna Putih, Dulux Catylac juga memiliki koleksi warna-warni favorit Indonesia yang akan memudahkan konsumen untuk  memilih 10 warna yang menjadi favorit masyarakat Indonesia. 

Setiap warna favorit dilengkapi dengan pilihan dua kombinasi warna lain sehingga memudahkan konsumen untuk memilih dan memadupadankan warna.

Sebelum pengecatan di kota Solo, Dulux Catylac telah melakukan pengecatan GOR Bekasi pada 2013 dengan melibatkan 556 juru cat dan pengecatan kawasan Semawis di Semarang pada 2014. Pengecatan GOR Bekasi pada 2013 mendapat penghargaan dari MURI untuk ”Pengecatan Serentak dengan Peserta Terbanyak”. (ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri ESDM Setuju Pertamina Hapus Premium


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler