jpnn.com, MEDAN - Gula aren cair asal Sumatera Utara (Sumut) berkali-kali menembus pasar Malaysia, Kazakhstan, Thailand, Belanda hingga Jepang, serta berpartisipasi pada pameran di Arab Saudi.
Gula aren cair ini memiliki potensi yang sangat menjanjikan, terbukti Puri Food dan Healthy meraih omzet 800 juta setahun.
BACA JUGA: Cetak Wirausaha Muda Pertanian, SMK-PP Kementan Gelar Seleksi Calon Tenan Inkubator Bisnis
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terus memacu dan mendorong pelaku usaha perkebunan agar membuat terobosan atau berinovasi menciptakan produk turunan yang lebih beragam, serta pengembangan produk turunan yang bernilai tambah dan berdaya saing.
Tujuannya agar dapat meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri serta pengembangan pertanian, termasuk perkebunan yang maju, mandiri dan modern.
BACA JUGA: Beri Opini WTP, BPK Nilai Pengelolaan Keuangan di Kementan Bersih
Mentan Syahrul menyampaikan sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada rapat terbatas dalam rangka memperkuat ekonomi sektor pertanian, pekebun perlu didorong dari on farm menuju off farm melalui hilirisasi produk perkebunan untuk memberikan nilai tambah yang dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Menurutnya, perlu kerja sama antara pekebun dengan pelaku UMKM untuk mengakselerasi hilirisasi produk perkebunan dimaksud.
"Kementerian Pertanian support hal tersebut, menggerakan jajarannya khususnya Ditjen Perkebunan agar meningkatkan produk potensial yang perlu dibina dan membantu UMKM yang membutuhkan bahan baku atau ekspansi,” ujar Mentan Syahrul, Minggu (6/8).
Terpisah, Putri Nasution yang merupakan pelaku usaha gula aren cair sekaligus Dosen Bahasa dan Kewirausahaan di Universitas Sumatera Utara menyampaikan potensi gula aren cair sangat besar dan menjanjikan.
Dia mengakui dalam mengembangkannya tentu tidaklah mudah, tetapi pihaknya tetap berusaha dan menjaga komitmen menekuni bisnis aren ini.
"Kami sampai melakukan uji coba berkali-kali untuk menghasilkan gula aren cair yang berkualitas, dan memiliki cita rasa yang khas, agar diminati konsumen dalam negeri maupun luar negeri,” ujar Putri Nasution.
Owner Puri Food dan Healthy itu memborong banyak prestasi. Putri Nasution memulai merintis usaha aren sejak 2021.
Kini produk aren cairnya sudah tersebar di berbagai supermarket atau swalayan, market place hingga toko cinderamata di Medan Sumut.
Dia pun menyabet wirausaha wanita berprestasi, yang pernah menjadi Best Womenpreneur April 2022, dan menjadi 3 terbaik pengusaha wanita Kota Medan Februari 2022.
Menurut Putri, produksi bisa mencapai sekitar 1.500-2.000 botol aren cair (500 ml).
Produk aren ini memasok kebutuhan sekitar 50 supermarket di wilayah Sumut, direncanakan juga akan masuk ke dunia perhotelan.
Dia bekerja sama dengan para pekebun aren untuk memperoleh bahan bakunya.
Semakin banyak permintaan aren cair diharapkan bahan bakunya dapat terus aman ketersediaannya.
“Biasanya untuk memproses aren cair ini membutuhkan waktu sekitar tiga sampai empat jam," ungkap Putri.
Dia mengaku rutin melakukan kontrol dan memastikan cara pengolahan sesuai sehingga rasa dan kualitas setiap botol aren cair tetap memiliki ciri khas yang sama, tidak merubah rasa dan stabil.
Putri juga berupaya menjaga kualitas produk agar tidak mengkristal dan berbuih.
"Gula aren cair milik kami dijamin murni nira tanpa campuran air, tidak menggunakan bahan kimiawi dan bermanfaat bagi tubuh. Produk herbal ini lebih efisien, bisa mempermudah ibu-ibu ketika mengolah makanan maupun minuman dan lebih praktis," tambah Putri.
Putri juga bercerita bahwa gula aren cair miliknya ini pernah ditampilkan di Pameran Perda Pulau Pinang Malaysia pada September 2021 dan di bulan yang sama pada 2022.
Puri Food & Healthy juga sudah tergabung di Wirausahaan Club Usaha Rissmart Enterprise, dan market place Kuala Lumpur.
Selain itu, gula aren cair ini juga pernah menjadi juara 1 produk ekspor Kota Medan pada Mei 2022.
“Ke depannya kami akan ekspansi aren cair ke bentuk saset dan produk gula semut," harap Putri.
Putri berharap dengan adanya sinergi dari pemerintah pusat khususnya Kementan melalui Ditjen Perkebunan, mitra usaha dan petani milenial, dengan didukung teknologi dan inovasi yang mumpuni, ke depannya aren dapat terus dikembangkan sehingga bahan baku tetap tersedia.
Dia juga berharap semakin luas akses pasarnya, dan bisa terus tembus ke pasar global serta tentunya menyejahterakan petani Indonesia.
Putri menambahkan dirinya juga melakukan pelatihan wirausaha khususnya terkait bisnis aren cair kepada para petani dan anak muda di lingkungan sekitar.
Sebagai Pendamping Wirausaha Muda sejak 2022, Putri turut mengedukasi anak muda agar ada kemauan atau termotivasi menggeluti usaha di bidang perkebunan dan menciptakan lapangan kerja.
"Tentu dibutuhkan komitmen, ketekunan yang kuat dan inovasi serta kreatifitas karena pengolahan aren tidaklah mudah, harus dijaga kualitasnya supaya tidak berbuih dan mengkristal, serta aman untuk dikonsumsi," tegasnya.
Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah mengatakan dengan semakin berkembangnya hasil olahan atau produk turunan aren, kebutuhan bahan baku perlu disoroti.
Karena itu, budidaya perlu diperbaiki, dan pemeliharaan tanaman harus kontinyu dilakukan.
Upaya tersebut bertujuan agar pasokan atau bahan baku tetap tersedia, dan butuh teknologi yang bisa konstan dalam mengembangkan aren ini sehingga produk turunannya bisa berkelanjutan.
"Karena setelah ada produk turunan, pekebun juga diuntungkan. Selain dapat menciptakan lapangan kerja, petani mendapat nilai tambahnya, dan berdampak positif pada pendapatan," terangnya.
Dirjen Andi Nur menambahkan Ditjen Perkebunan terus berupaya mendorong dan memotivasi pekebun.
Salah satunya melakukan pembinaan dan mengedukasi para pekebun agar terus menjaga produksi dan produktivitas beserta turunannya, meningkatkan kualitas hasil yang bermutu, bernilai tambah dan berdaya saing.
Teknologi tentu dibutuhkan, tetapi juga tidak melupakan kearifan lokal.
Dia mencontohkan pada gula aren cair, hilirisasi tidak selalu berbanding lurus dengan pabrikasi, pengolahan masih menggunakan cara tradisional, namun pelaku usaha tidak menyerah.
"Sehingga terus berupaya mencari solusi demi meningkatkan produk turunannya, kearifan lokal tidak selalu hasilnya kurang, justru malah aren cair ini berhasil ekspor dan bisa menjaga kualitas cita rasa produk terjamin dan bermutu," ujarnya.
Dia juga meminta agar UMKM menggunakan jejaring sosial, platform medsos atau market place dengan didukung digitalisasi untuk memasarkan produk turunannya agar lebih dikenal masyarakat luas hingga pasar global. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi