Mantap, Industri Sawit Hasilkan Devisa Rp 250 Triliun

Kamis, 28 April 2016 – 01:31 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - YOGYAKARTA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mendesak pemerintah membuka moratorium lahan gambut untuk penanaman kelapa sawit. Alasannya, perkebunan dan industri sawit bisa menggantikan migas sebagai penyumbang devisa terbesar.

Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun lalu industri sawit menghasilkan devisa USD 18,6 miliar atau sekitar Rp 250 triliun. Artinya, devisa ekspor kelapa sawit lebih tinggi dibandingkan dengan devisa hasil ekspor migas yang mencapai USD 18,5 miliar.

BACA JUGA: KUR Dongkrak Kinerja Jamkrindo

Devisa tersebut dihasilkan dari luas perkebunan 11,3 juta hektare dengan kapasitas produksi 31,2 juta ton crude palm oil (CPO) per tahun.

Menurut Sekjen GAPKI Togar Sitanggang, beberapa bulan terakhir devisa dari ekspor sawit juga masih mengungguli devisa hasil migas. Sebab, harga minyak dunia masih stabil di harga rendah, sedangkan harga CPO stabil di harga USD 600 per ton.

BACA JUGA: Financial Customer Care OJK Terima 62.157 Pengaduan

:Sektor migas masih perlu mengimpor, sementara sawit 100 persen hasil dalam negeri. Indonesia dan sawit bisa seperti minyak dan Arab (Saudi),’’ katanya, Selasa (26/4) kemarin. (wir/jos/jpnn)

 

BACA JUGA: Ditjen Migas Godok 4 Stimulus

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Industri Perikanan Butuh Sentuhan Asing


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler