jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi menguat 100 poin atau 0,7 persen.
Pada pukul 09.35 WIB bertengger di posisi Rp 14.185 per USD dibandingkan pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp1 4.285 per USD.
BACA JUGA: Jaga Pesisir Sumatera dari Barang Ilegal, Bea Cukai Selamatkan Kerugian Negara Miliaran Rupiah
pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan penguatan rupiah terjadi seiring memburuknya data tenaga kerja Amerika Serikat.
"Rupiah berpotensi menguat terhadap USD hari ini setelah data tenaga kerja AS non-farm payrolls dirilis lebih buruk dari proyeksi pasar di hari Jumat kemarin," kata di Jakarta, Senin.
BACA JUGA: Kembali Loyo, Kurs Rupiah Senin Melemah 25 Poin
Data ketenagakerjaan non pertanian AS atau non farm payrolls periode April hanya naik 266 ribu, lebih rendah dari proyeksi sebesar 1 juta.
Hasil buruk tersebut, lanjut Ariston, memberikan penegasan bahwa Bank Sentral AS The Fed belum akan mendiskusikan mengenai pengurangan stimulus moneter saat ini. Hal tersebut bisa menjaga USD tetap melemah terhadap nilai tukar lainnya.
Selain itu, pelaku pasar juga masih terlihat optimistis terhadap pemulihan ekonomi global. Pagi ini indeks saham Asia terlihat bergerak naik.
"Tapi di sisi lain, kekhawatiran pasar terhadap naiknya kasus Covid-19 di dunia, khususnya di Asia Tenggara, bisa menahan penguatan nilai tukar terhadap USD," ujar Ariston.
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi menguat ke kisaran Rp 14.130 per USD dengan potensi resisten di kisaran Rp 14.230 per USD.
Pada Jumat (7/5) lalu, rupiah ditutup menguat 34 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp 14.285 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.319 per USD. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia