Manuver Nasdem Bisa Berimbas untuk Jokowi dan Koalisi

Minggu, 10 November 2019 – 22:27 WIB
Presiden Joko Widodo dan Ketum NasDem Surya Paloh. Foto: Dokumen JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (SP) dinilai sedang kecewa karena merasa memiliki jasa besar menjadikan Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden untuk periode kedua.

Hal itu yang diduga menjadi penyebab berbagai manuver politik Surya Paloh sebagai wujud kekecewaan.

BACA JUGA: Masuk Radar NasDem untuk Pilpres 2024, Ridwan Kamil: Tunggu Saja Momennya

Menurut Pengamat Politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Mada Sukmajati, manuver Nasdem belakangan ini menunjukkan adanya konstelasi di internal parpol pendukung pemerintahan.

Nasdem tak puas dan mengambil narasi berbeda, cenderung apatis untuk bisa mewarnai periode kedua pemerintahan Jokowi.

BACA JUGA: Surya Paloh Merasa Dicurigai Jokowi, Istana: Itu Humor

Karena bermasalah dengan internal koalisi, maka Nasdem menggunakan yang di luar koalisi, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

"Surya Paloh tampaknya merasa punya andil besar terhadap Jokowi dan merasa tak mendapat kompensasi memadai sehingga muncul ketidakpuasan dan bermanuver seperti ini," kata Mada Sukmajati.

Menurut dia, manuver itu sekaligus berupaya membangun upaya bargaining baru terhadap Jokowi dan koalisi.

"Jadi ini sekaligus Surya Paloh ingin menunjukkan bahwa dia punya ruang yang besar untuk bermanuver sehingga dia mengajak Anies, mengajak PKS, ingin lebih menunjukkan imej ke Jokowi dan publik, bahwa dia masih punya kekuatan," beber Mada.

Mada mengatakan, manuver itu akan efektif bergantung dari sikap Jokowi serta parpol pendukung. Bila manuver Nasdem ini dianggap mengganggu jalannya pemerintahan Jokowi periode kedua, maka pasti akan muncul respons positif.

"Misalnya apakah Surya Paloh didekatkan ke Jokowi, semisal sebagai penasihat presiden. Atau alokasi lainnya seperti tambahan wakil menteri untuk Nasdem," kata Mada.

Namun bisa juga Jokowi dan parpol pendukung melihat manuver Nasdem sebagai sesuatu yang tak ada manfaatnya. Bisa saja responsnya juga berbeda.

"Bisa jadi justru Nasdem dieksklusi dari Jokowi dan parpol pendukungnya," imbuh Mada.

Menurutnya, saat ini semua hanya bisa menunggu momen lain yang muncul. Termasuk nanti di penutupan Kongres II Nasdem di mana Jokowi dan para ketua umum parpol diundang.

"Lihatlah nanti respons Jokowi," pungkas Mada. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler